AS: Iran Kembali Uji Coba Rudal Balistik jarak Menengah

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 10:16 WIB
Seorang pejabat AS menuturkan Iran telah melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah. Rudal itu bisa meledak di atas ketinggian 1.010 kilometer.
Seorang pejabat AS menuturkan Iran telah melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah. Rudal itu bisa meledak di atas ketinggian 1.010 kilometer. (Reuters/Mahmood Hosseini)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pejabat AS menuturkan Iran telah melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah dan meledak setelah menempuh jarak lebih dari 1.010 kilometer. Terakhir kali rudal semacam ini diuji coba adalah pada Juli 2016 lalu.

Seorang pejabat yang tidak ingin dikutip namanya mengatakan lokasi uji coba rudal itu berada di sebuah area dekat dengan Semnan, sebelah timur dari ibu kota, Teheran.

Gedung Putih telah menyadari uji coba rudal yang dilakukan Iran tersebut. Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer menuturkan, pihaknya masih menggali info lebih banyak lagi mengenai uji coba rudal Iran itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang menyelidiki ini. Kami sudah mengetahui bahwa Iran menembakan rudal tersebut. Kami masih harus mencari info lagi sebelum memberi informasi lebih lanjut kepada media," ungkap Spicer dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters, Selasa (31/1).

Sementara itu, belum diketahui apakah uji coba rudal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang selama ini ditujukan untuk mengecam pembangunan teknologi nuklir Iran.

Meski begitu, Ketua Senat Komite Hubungan Luar Negeri, Senator Bob Corker, mengecam tindakan Iran tersebut dan mengatakan parlemen bersama pemerintah Donald Trump akan berupaya menghentikan aksi Iran yang dianggap dapat mengancam keamanan AS ini.

Laporan mengenai uji coba rudal balistik ini datang bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis Jean Marc Ayrault ke Iran. Sebelumnya, Ayrault berjanji akan mempertahankan kesepakatan nuklir Iran yang justru terancam dihentikan oleh Trump.

Kesepakatan nuklir yang digagas Pemerintahan Barack Obama ini ditujukan untuk meredam ambisi Iran terkait pembangunan teknologi dan senjata nuklirnya. Teheran setuju untuk menghentikan program nuklirnya sebagai ganti dari pencabutan sanksi ekonomi yang selama ini diterapkan AS dan PBB kepada negara tersebut.

Walaupun begitu, Ayrault menyayangkan tindakan Iran itu. Ia menuturkan, uji coba sejumlah rudal balistik Iran tersebut dapat "mengancam semangat kesepakatan nuklir" yang sejauh ini berhasil ditaati oleh negara itu. (aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER