Yaman: Trump Mendorong Ekstremisme

AFP | CNN Indonesia
Senin, 30 Jan 2017 17:19 WIB
Pemerintah Yaman protes warganya dilarang masuk ke Amerika oleh Presiden Donald Trump.
Kebijakan Presiden Donald Trump kembali menuai protes. (Reuters/Darren Ornitz)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Yaman memperingatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa perintahnya untuk melarang kunjungan dari negara-negara Islam akan mendorong perkembangan ekstremisme global.

"Yaman mengekspresikan ketidakpuasannya akan perintah untuk melarang, meski untuk sementara, kedatangan warga berpaspor Yaman ke Amerika Serikat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, sebagaimana dikutip AFP, Senin (30/1).

Negara tersebut adalah salah satu dari tujuh yang dimasukkan ke dalam daftar pelarangan sementara Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keputusan seperti ini kemungkinan besar akan memperkuat posisi ekstremis," ujarnya. Dia juga menambahkan, "satu-satunya cara untuk mencapai kemenangan dalam peperangan melawan terorisme adalah dialog dan bukan menciptakan pembatas."

Yaman dicengkram konflik yang telah menewaskan 7.400 orang sejak Maret 2015. Peperangan dimulai ketika koalisi yang didukung Arab Saudi mulai mengebom pasukan pemberontak di Sanaa.

Pelarangan ini adalah tahap pertama menuju perombakan imigrasi untuk mencegah serangan besar seperti yang belakangan terjadi di Belgia, Perancis dan Jerman, kata salah seorang pejabat pemerintah AS.

Peraturan yang dikritik di dalam dan di luar negeri ini menunda kedatangan semua pengungsi setidaknya selama 120 hari. Penerimaan pengungsi dari Suriah dihentikan sementara dalam waktu yang belum ditentukan, sementara warga Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan dan Suriah dihentikan selama 90 hari.

Selagi pembatasan sementara ini berlaku, pemerintah Trump membuat kebijakan imigrasi baru yang dia pandang sebagai pemenuhan janji kampanyenya untuk mengamankan Amerika dari "teroris Islam radikal."

"Situasi yang terjadi hari ini di sebagian Perancis, Jerman, Belgia dan lain-lain adalah situasi yang kita hindari--situasi di mana ancaman teroris besar dan permanen, multidimensional dan multigenerasional," kata pejabat tersebut.

"Itu alasan pemerintah mencoba dan mengembangkan standar penyaringan baru untuk orang-orang yang ingin menetap secara permananen di AS."

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER