Duterte Tarik Polisi dari Operasi Narkoba

AFP | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 18:43 WIB
Presiden Duterte memutuskan menarik polisi dari operasi memerangi narkoba akibat tuduhan korupsi dan penyalahgunaan wewenang untuk menutupi kejahatan.
Presiden Duterte memutuskan untuk menarik polisi dari operasi melawan narkoba karena tudingan korupsi. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan seluruh anggota polisi tidak lagi menjalankan operasi perang melawan narkoba.

Langkah presiden yang diumumkan Selasa (31/1) ini bertujuan membersihkan tindak korupsi di kalangan polisi Filipina.

Meski demikian operasi yang telah memakan 6.000 korban tewas dalam tujuh bulan itu akan dilanjutkan. Presiden Duterte memerintahkan militer dan badan anti narkoba negara itu melaksanakan operasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya memerintahkan polisi untuk menghentikan seluruh operasi,” kata Duterte dalam pidato pemberian tanda jasa kepada anggota militer di istana kepresidenan.

“Polisi di negara ini tidak boleh lagi menjalankan hukum terkait kampanye antinarkoba.”

Pernyataan Duterte ini dikeluarkan satu hari setelah dia menggambarkan kepolisian negara itu sebagai “sangat korup”. Pernyataan itu dikeluarkan setelah muncul berbagai skandal yang menuduh polisi mempergunakan perang melawan narkoba untuk menutupi kasus pembunuhan, penculikan, perampokan dan pemerasan.

Presiden Duterte berencana “membersihkan” kepolisian sebelum mengijinkan mereka kembali terlibat dalam perang melawan narkoba.

Untuk sementara Badan Antinarkoba negara itu akan memimpin operasi melawan narkoba dengan dibantu oeh militer.

Duterte juga memperpanjang jangka waktu perang melawan narkoba hingga akhir masa jabatannya pada 2022. Sebelumnya, dia menyebut operasi ini akan berlangsung hingga bulan Maret mendatang.

Rodrigo Duterte memenangkan pilpres tahun lalu setelah mengeluarkan janji kampanye akan mengentaskan narkoba yang telah membunuh puluhan ribu orang.

Sejak itu, polisi melaporkan telah menewaskan lebih dari 2.550 orang dan hampir 4.000 lainnya tewas tanpa diketahui penyebabnya. (yns)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER