Jakarta, CNN Indonesia -- Perintah Eksekutif Presiden Donald Trump menghentikan penerimaan pengungsi warga tujuh negara Muslim untuk memasuki Amerika Serikat setidaknya selama 90 hari. Tapi, bagaimana keadaan di ketujuh negara itu?
Untuk kebanyakan warga di negara-negara tersebut, konflik, pelanggaran HAM dan pengangguran adalah makanan sehari-hari. Dan itulah yang jadi alasan mereka mengungsi ke Negeri Paman Sam.
Berikut adalah gambaran keadaan di ketujuh negara tersebut, sebagaimana diulas oleh
CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SuriahMungkin tidak ada negara lain di dunia yang mengalami keputusasaan seperti Suriah. Jutaan orang telah terkena dampak perang selama nyaris enam tahun di negara tersebut, dengan jumlah korban sekitar 400 ribu jiwa.
Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal kini menggantungkan hidupnya pada keberuntungan, melawan udara dingin dalam tenda-tenda seadanya, dengan sedikit makanan dan pakaian untuk bertahan.
Konflik Brutal di negara ini memicu pengungsi dalam jumlah besar-besaran yang sebagian besar menuju ke Eropa. Pemerintahan Barack Obama sempat menargekan penerimaan 10 ribu orang pengungsi Suriah tahun lalu. Target itu tercapai pada Agustus.
Peperangan Suriah pecah pada 2011 dengan pemberontakan Arab-Spring. Namun, upaya pemberontak untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al Assad tidak berbuah hasil.
Konflik ini juga berujung pada terciptanya kelompok teror ISIS. Memanfaatkan situasi genting, ISIS menguasai Raqqa dan membuatnya sebagai ibu kota.
Koalisi internasional yang dipimpin AS terus membombardir Suriah untuk mengincar ISIS. Sementara Rusia melakukan hal yang sama untuk memberangus pemberontak. Hasilnya? Nyawa warga sipil melayang dan rumah-rumah rata dengan tanah.
 Warga sipil masih terkepung meski gencatan senjata bergulir. (REUTERS/Abdalrhman Ismail) |
IrakSementara itu, Irak terus berupaya mencapai stabilitas politik sejak invasi AS 2003 silam. Pasukan Amerika menangkap Saddam Hussein yang mereka yakini sebagai diktator dan akhirnya dihukum mati oleh pengadilan.
Pasukan Irak tetap berada di Irak hingga 2011, ketika mereka bekerja bersama tentara pemerintah setempat untuk membangun kemampuan militer negara itu. Namun, pasukan pemerintah tidak bisa menghadapi penyebaran ISIS pada 2014.
Pekan lalu, bagian timur Mosul bisa dilepaskan dari ISIS. Namun, itu tidak berarti situasi sudah kembali normal. Korban jiwa di Mosul sudah sangat tinggi. Lebih dari 114 ribu orang kehilangan tempat tinggal, menurut PBB.
"Sejuta orang diperkirakan akan berada di luar jangakauan bantuan kemanusiaan di Mosul. Yang patut diperhatikan adalah laporan kekurangan makanan dan air," kata PBB belum lama ini.
Lebih dari 200 orang tewas tahun lalu karena serangan bom mobil di Baghdad yang diklaim oleh ISIS.
Banyak warga yang membantu pasukan Amerika sebagai penerjemah selama konflik dan mengajukan suaka ke AS karena diancam ISIS. Nasib mereka kini tak diketahui.
IranPerekonomian Iran yang bergantung pada minyak dihantam keras dengan sanksi beberapa dekade, berujung pada tingkat pengangguran tinggi.
Sanksi pertama kali dijatuhkan AS pada 1979 menyusul revolusi Iran dan pendudukan Kedutaan Amerika Serikat di Teheran. Namun sanksi selanjutnya, termasuk dari Negeri Paman Sam dan PBB, dijatuhkan karena program nuklir.
Iran diangap sebagai negara pariah oleh kebanyakan negara barat. Namun, hal ini berubah ketika Teheran sepakat membatasi program nuklirnya ketika AS dipimpin Presiden Barack Obama. Kesepakatan ini mengangkat hampir semua sanksi yang dijatuhkan.
Walau kelihatan mulai membaik secara politik dan ekonomi, kelompok pemerhati HAM mengatakan negara ini masih otokratis dan tidak mendukung minoritas, perempuan serta pihak oposisi.
Amnesty International mengatakan pada 2015-2016 Iran dengan parah membatasi hak kebebasan berekspresi, menahan dan memenjara wartawan, pegiat HAM dan oposisi. Laporan organisasi tersebut juga mengatakan penyiksaan di tahanan kerap dilakukan.
[Gambas:Video CNN]YamanPerang sipil Yaman pecah lebih dari dua tahun lalu, tapi kurang mendapatkan sorotan karena dunia lebih berfokus pada Suriah yang dilanda konflik lebih besar.
Namun, kedua perang ini hampir serupa. Puluhan sekolah dan rumah sakit dibom. Kekuatan asing melakukan serangan udara. Kekacauan politik memungkinkan kelompok teror berkembang.
UNICEF melaporkan 1,5 juta anak menderita kelaparan di negara ini. Sebanyak 370 ribu di antaranya dalam keadaan parah.
Konflik ini dimulai pada 2015 ketika pemberontak Houthi mengusir pemerintah yang didukung AS, dipimpin Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi. Mereka mengambil alih Sanaa. Krisis kemudian berkembang menjadi perang yang melibatkan banyak pihak, termasuk al Qaidah dan ISIS.
Kebanyakan warga negara ini terlalu miskin untuk melarikan diri. Karena itu, tidak seperti Suriah, imigran dari Yaman tidak terlalu banyak disorot di dunia internasional.
 Jutaan anak Yaman menderita malnutrisi. (REUTERS/Abduljabbar Zeyad) |
LibyaLima tahun lalu, Libya merupakan salah satu negara paling stabil dan kaya di Afrika. Negara ini kala itu dipimpin oleh Moammar Khadafi selama lebih dari 40 tahun sejak dia melakukan kudeta pada 1969.
Ketika Arab Spring bergejolak pada 2011, Khadafi akhirnya digulingkan dan dieksekusi begitu saja. Hal ini berujung pada kevakuman kekuasaan dan sejak saat itu, tidak pernah ada pemerintahan stabil yang bisa menggantikannya.
Lagi-lagi, keadaan ini dimanfaatkan oleh ISIS. Mereka membangun pusat pertahanan di Sirte yang tidak pernah berhasil direbut oleh Al Qaidah. Kelompok ini akhirnya berhasil diusir Desember lalu, tapi AS terus menyerang negara ini untuk mengincar ISIS.
SomaliaNegara ini adalah salah satu negara paling miskin di dunia. Perang sipil pecah di Somalia ketika pemerintahan Siad Barre digulingkan 1991 silam.
Sekarang, setelah dua setengah dekade dilanda konflik, kebanyakan struktur pemerintah, infrastruktur ekonomi dan institusi telah hancur, kata laporan Bank Dunia.
Pada 2012, pemerintahan baru terbentuk. Namun, suku-suku yang berperang dan kelompok ekstremis seperti Al-Shabaab terus berkembang. Kelompok ini melancarkan serangan terhadap pemerintah dan militer, merekrut bocah-bocah untuk berperang.
 Serangan bom masih kerap melanda Somalia. (REUTERS/Reuters TV TPX IMAGES OF THE DAY) |
Rabu lalu, 21 orang tewas karena serangan bom ganda di Mogadishu. Kota ini terus diserang karena keberadaan koalisi penjaga perdamaian, meski kekuatan Al-Shabaab sudah mulai berkurang.
Sementara itu, Human Rights Watch melaporkan warga yang kehilangan tempat tinggal rentan akan pelecehan seksual dan pengusiran paksa di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
SudanKonflik Darfur menghambat perkembangan Sudan sejak 2003, ketika sejumlah kelompok pemberontak mulai angkat senjata. Mereka berebut tanah dan mempermasalahkan marginalisasi yang sudah berlangsung sejak lama.
Sebagai respons, pemerintah mengincar kelompok oposisi. Namun, berbagai laporan menyebut upaya ini melebar pada suku-suku yang terkait dengan kelompok itu.
Kekerasan ini meningkat menjadi peperangan dan, pada 2008, PBB memperkirakan 300 ribu orang telah tewas akibat konflik ini.
Presiden Sudan sudah didakwa atas kejahatan kemanusiaa termasuk genosida. Tapi konflik belum sepenuhnya selesai. Pemerintah sudan dituding menggunakan senjata kimia melawan warga Darfur, kata laporan Amnesty International.
(aal)