Jakarta, CNN Indonesia -- Dua senator Partai Republik mengumumkan mereka tidak akan mendukung pencalonan Bestsy Devos sebagai menteri pendidikan AS. Penolakan akan pencalonan menteri dari partai pengusung presiden seperti ini adalah sesuatu yang jarang terjadi.
Dan, jika ada senator Repubilk ketiga yang ikut menentang, peristiwa ini boleh dibilang historis, bukan hanya langka.
Senator Susan Collins dari Maine dan Lisa Murkowski dari Alaska, diberitakan
The Washington Post, sama-sama mengumumkan penolakannya terhadap Betsy Devos, calon menteri pilihan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasannya, mereka tidak bisa menerima pandangan DeVos soal sistem edukasi publik.
Dengan demikian, hanya ada 50 senator Republik yang bisa mendukungnya. Jika anggota kaukus Demokrat seluruhnya turut menolak pencalonan DeVos, maka suara akan imbang dan memaksa Wakil Presiden Mike Pence untuk turut ambil suara sebagai presiden Senat.
Namun, jika satu lagi Senator Republik bergabung dengan Collins dan Murkowski, maka DeVos sudah pasti batal jadi menteri. Saat ini, beberapa di antara mereka masih belum menentukan pilihan.
Walau demikian, diberitakan
Reuters, Senator John Cornyn yang bertanggung jawab atas suara Republik di Dewan, merasa yakin DeVos akan dikonfirmasi sebagai menteri.
Selain itu, Gedung Putih pun menyatakan hal yang serupa di tengah penolakan Collins dan Murkowski.
Berdasarkan sejarah, sangat, sangat jarang ada presiden yang punya suara mayoritas di Senat gagal mencalonkan menterinya.
Dua calon menteri yang batal menjabat di antaranya adalah John Tower yang diajukan sebagai menteri pertahanan pada 1989 lalu dan Lewis Strauss yang diajukan sebagai menteri perdagangan pada 1959. Keduanya gagal karena dihadapkan mayoritas dari partai oposisi.
Calon menteri terakhir yang gagal karena suara dari partai presiden sendiri adalah Calvin Coolidge yang diajukan sebagai jaksa agung, 1925 silam.
Biasanya, kandidat yang menghadapi penolakan akan ditarik alih-alih dipaksakan menghadapi pemungutan suara yang jelas akan berujung kekalahan. Namun demikian, kejadian seperti ini pun langka dalam sistem bipartisan seperti AS.
Ronald Reagan pada 1987 lalu menarik Robert Gate dari pencalonannya sebagai direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) di tengah isu Iran ketika Gate masih menjabat sebagai wakil direktur. Gate baru dikonfirmasi menempati jabatan itu setelah diajukan George HW Bush pada 1991.
(aal)