Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Suriah dilaporkan melakukan eksekusi mati massal terhadap ribuan tahanan di penjara militer di dekat Damaskus.
Amnesty International pada Selasa (7/2) melaporkan, eksekusi massal itu terjadi pada medio 2011-2015.
Dalam laporan tersebut, Amnesty menyebutkan bahwa setiap pekan, sekitar 20-50 orang dihukum gantung di Penjara Sednaya. Secara keseluruhan, 5.000-13.000 orang digantung pada periode tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korbannya merupakan warga sipil yang diduga menentang pemerintah. Banyak tahanan lain di Penjara Militer Sedanya dibunuh setelah disiksa dan tak diberikan makanan, air, dan pengobatan," tulis Amnesty International.
Eksekusi ini dilakukan secara diam-diam. Jasad para korban kemudian dikubur di pemakaman massal tanpa pemberitahuan kepada pihak keluarga.
Kesimpulan ini ditarik setelah Amnesty International melakukan wawancara dengan 84 saksi mata, termasuk mantan sipir, tahanan, hakim, dan pengacara.
Mereka menduga, penyiksaan sistematis itu masih terus terjadi hingga sekarang. Amnesty International pun meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, sudah ada beberapa laporan mengenai penyiksaan di dalam penjara seperti ini. Namun, pemerintah Suriah selalu menampik tudingan tersebut.
(has)