Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Bashar al-Assad mengatakan siap untuk menegosiasikan semua hal dalam upaya pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan pemberontak yang rencananya akan dilaksanakan di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Hal tersebut disampaikan Assad sebagaimana dilaporkan kantor berita
SANA, dikutip
Reuters, Senin (9/1).
Ketika ditanya apakah siap membahas posisinya sebagai presiden, Assad mengamini. Namun, ada catatan yang dia berikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya (saya siap), tapi posisi saya berhubungan dengan konstitusi. Jika mereka ingin membahas poin ini, mereka harus membahas konstitusi," ujarnya.
Dia mengindikasikan masalah konstitusional mesti diselesaikan dengan referendum dan diserahkan kepada masyarakat.
Upaya perjanjian perdamaian antara pemerintah dan pemberontak dijadwalkan untuk digelar di Kazakhstan setelah kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata.
Dalam kesempatan yang sama, Assad mengatakan gencatan senjata yang dipelopori Turki dan Rusia ini telah dilanggar oleh musuhnya.
Dalam konflik ini, Rusia menjadi sekutu terbesar Assad sementara Turki ada di pihak sebaliknya. Meski gencatan senjata sudah disepakati, gesekan-gesekan terus terjadi di antara kedua pihak.
Akhir pekan lalu, Rusia menyatakan telah mulai mengurangi pasukan militernya di Suriah.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov mengatakan pengurangan kekuatan telah dimulai sejak Jumat dengan penarikan armada angkatan laut dan kapal induk di Mediterania timur.
"Sesuai dengan keputusan Panglima Tertinggi, Vladimir Putin, Kementerian Pertahanan Rusia mulai mengurangi pengerahan pasukan di Suriah," kata Gerasimov.
(aal)