Perundingan Damai Suriah di Kazakhstan Dimulai Hari Ini

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 23 Jan 2017 14:55 WIB
Pembicaraan damai Suriah di kazakhstan, sebagai upaya mengakhiri konflik antar kelompok pemberontak dan rezim Presiden Bashar Al-Assad mulai digelar.
Perundingan yang diinisiasi oleh Turki, Rusia, dan Iran ini dijadwalkan berlangsung pada pukul 14.00 siang waktu setempat di hotel mewah Rixos President. (AFP Photo/Kirill Kudryavstev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik antara kelompok pemberontak dan rezim Presiden Bashar Al-Assad dimulai di Astana, Kazakhstan, hari ini, Senin (23/1).

Perundingan yang diinisiasi oleh Turki, Rusia, dan Iran ini dijadwalkan berlangsung pada pukul 14.00 siang waktu setempat di hotel mewah Rixos President.

Pemerintah Suriah dilaporkan mengirimkan sekitar 10 perwakilan yang dipimpin oleh Duta besar Suriah untuk PBB, al-Jaafari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun awalnya Jaafari menepis kemungkinan pemerintah mau berunding dengan pemberontak, ia menyatakan rezim Assad tetap akan "berpartisipasi dalam pertemuan yang berfungsi sebagai rekonsiliasi nasional" tersebut.

Sementara itu, kepala negosiator oposisi, Mohammad Alloush, tiba di Astana sejak Minggu, didampingi oleh sekitar 14 tokoh pemberontak Suriah lainnya, seperti Fares Buyush dari Pasukan Idlib, dan 21 penasehat politik dan hukum.

Buyush menuturkan, pembicaraan damai ini bukan penggati perundingan damai gagasan PBB di Jenewa yang telah ditangguhkan pada awal tahun lalu.

Kelompok pemberontak menuturkan, pertemuan ini akan terfokus pada penguatan kesepakatan gencatan senjata yang dinilai masih rapuh.

Namun rezim Assad menegaskan, pertemuan ini ditujukan untuk memastikan bahwa pemberontak akan menyerahkan diri kepada pemerintah. Sebagai gantinya, Suriah akan memberikan pengampunan bagi para kelompok oposisi pemerintah tersebut.

Dalam pertemuan ini, Pemerintah Suriah juga menyerukan solusi "komprehensif" bagi penyelesaian konflik sipil yang telah menewaskan lebih dari 310 ribu orang itu.

Juru bicara delegasi pemberontak, Yehya al-Aridi menuturkan, "belum ada jawaban final" dari kelompoknya apakah mereka akan bersepakat dengan rezim pemerintah.

Meskipun AS turut diundang untuk berpartisipasi dalam pembicaraan ini, Presiden Donald Trump tidak mengirim perwakilannya ke Astana.

Serupa dengan Inggris dan Perancis, Washington dikabarkan hanya akan mengirimkan duta besarnya di Kazakhstan ke pertemuan tersebut. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER