Jakarta, CNN Indonesia -- Sebelum resmi dilantik menjadi presiden Amerika Serikat, Donald Trump berjanji tak akan berurusan lagi dengan bisnis yang ia jalankan. Namun sebuah dokumen menguak, Trump masih memegang kendali atas bisnisnya melalui revocable trust.
Revocable trust merupakan konsep pemisahan kepemilikan antara pemilik aset secara hukum (legal owner) dan pemilik manfaat dari aset tersebut (beneficiary owner).
Dalam dokumen yang dipublikasikan atas permintaan ProPublica itu, Trump disebut mendelegasikan bisnisnya kepada anaknya, Donald J. Trump Jr, dan Allen H Weisselberg pada 19 Januari lalu, sehari sebelum dilantik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam dokumen yang pertama kali dilansir oleh
New York Times itu, disebutkan bahwa mereka hanya diberi kekuasaan untuk "memegang aset itu untuk benefit eksklusif dari Donald J. Trump yang memiliki kuasa untuk menarik Trust itu."
Trust yang disepakati dalam dokumen tersebut mencakup uang tunai dari penjualan investasi saham Trump selama musim panas serta properti fisik, seperti Trump Tower di New York, Mar-a-Lago di Florida, dan beberapa hak merek lainnya.
Dengan kesepakatan dalam dokumen ini, hak kepemilikan aset itu memang bukan di tangan Trump. Namun, ia masih memegang kuasa dan mendapatkan keuntungan dari aset tersebut.
Laporan ini menimbulkan kekhawatiran publik. Sebelumnya, penasihat etik Barack Obama dan George W. Bush juga pernah menyampaikan kekhawatiran bahwa Trump tak akan terlalu menjauh dari bisnisnya sehingga ada potensi konflik kepentingan di masa kepemimpinannya.
Masalah konflik kepentingan ini menjadi sorotan dalam masa pemerintahan Trump. Pasalnya, banyak kandidat pengisi kabinet Trump merupakan pengusaha.
Pada Jumat lalu, Vincent Viola, kandidat Menteri Tentara pilihan Trump yang merupakan pengusaha Wall Street, mengundurkan diri karena mengaku sulit menjauhkan dirinya dari bisnis.
(has)