Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump sepakat untuk menemui para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Mei yang akan datang.
Trump kerap melontarkan kritik terhadap organisasi tersebut. Selain itu, ketika berkampanye, dia juga berjanji untuk mendorong anggota aliansi itu meningkatkan kontribusi finansialnya untuk mengurangi beban AS.
Ide ini ditentang oleh partainya sendiri, Republik, dan juga partai lawannya, Demokrat. Selain itu, wacana tersebut membuat aliansi Eropa khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan memanfaatkan keadaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Gedung Putih yang dikutip
Reuters, Senin (6/2), menyebut Trump dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg "berdiskusi soal bagaimana caranya mendorong semua anggota NATO memenuhi komitmen pendanaan pertahanan masing-masing."
"Presiden Trump sepakat untuk mengikuti pertemuan dengan para pemimpin NATO di Eropa, Mei ini," bunyi pernyataan tersebut.
Selain itu, keduanya juga "berdiskusi soal potensi resolusi perdamaian dari konflik di perbatasan Ukraina."
Sepekan lalu, konflik kembali terjadi antara militer Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia. Kedua pihak saling menuduh lawannya memulai tembakan lebih dulu. Lebih dari 40 orang tewas.
Di negaranya sendiri, Trump mendapat banyak kritik karena ingin memperbaiki hubungan dengan Putin.
Dalam wawancara dengan Fox, kemarin, Trump menepikan kekhawatiran pewawancara yang menyebut "Putin adalah pembunuh."
"Kita punya banyak pembunuh. Anda pikir negara ini tidak berdosa?" kata Trump merujuk pada perang Irak 2003 lalu.
Senator Marco Rubio dari Florida, yang dikalahkan Trump dalam pemilu primer Partai Republik, mengatakan wacana untuk mengangkat sanksi Rusia adalah sebuah kesalahan. Wacana tersebut kini sedang dipertimbangkan oleh sang Presiden.
"Satu-satunya alasan kita harus mengangkat sanksi Putin adalah jika dia memenuhi syarat sanksi dan mengakhiri pelanggaran kedaulatan Ukraina," ujarnya melalui akun Twitter.
(aal)