Jakarta, CNN Indonesia -- Pegiat hak imigran dan Partai Demokrat mempertanyakan tindakan tegas imigrasi Amerika Serikat akhir pekan ini, meski otoritas sudah menyatakan mereka hanya melakukan operasi rutin yang mengincar penjahat kriminal.
Ketakutan menyebar di komunitas imigran menyusul laporan soal seorang ibu dua anak yang dideportasi dari Arizona setelah dikunjungi petugas Imigrasi, pekan lalu. Sejumlah laporan juga menyebut otoritas Imigrasi meningkatkan operasinya di Barat Daya Amerika.
Aksi petugas menangkap imigran ilegal untuk dideportasi ini adalah yang pertama di bawah pemerintahan Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum jelas apakah peristiwa ini adalah tanda-tanda akan kebijakan lebih keras Presiden Trump di masa yang akan datang atau mereka menggunakan prosedur berbeda dengan yang digunakan pemerintahan Barack Obama.
Ketidakjelasan ini, ditambah dengan ketegangan masyarakat, membuat Partai Demokrat bertanya-tanya.
Perwakilan Demokrat dari California, Lou Correa, mengirim surat ke petugas Imigrasi, menekankan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab terkait sejumlah aksi baru-baru ini.
"Aktivitas ini telah mengakibatkan ketakutan dan ketidakjelasan untuk banyak konstituen," kata Correa sebagaimana dikutip
CNN, Minggu (12/2).
Dia juga melontarkan 10 pertanyaan, di antaranya soal prioritas deportasi dan seberapa jauh operasi tersebut direncanakan.
David Marin, Direktur Lapangan Imigrasi Los Angeles, mengatakan perencanaan operasi imigrasi yang dilaksanakan pekan ini dimulai sejak masa pemerintahan Obama.
"Operasi sudah direncanakan sebelum pemerintahan saat ini mengeluarkan perintah eksekutif soal imigrasi," kata Marin.
Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menahan imigran ilegal itu 25 Januari lalu. Marin mengatakan secara umum diperlukan waktu berminggu-minggu sebelum operasi dilaksanakan.
"Kami melaksanakan operasi seperti ini dua hingga tiga kali dalam setahun," kata Marin. "Ini sama saja dengan operasi yang sudah-sudah."
 Donald Trump menandatangani perintah eksekutif kontreversialnya, akhir Januari lalu. (REUTERS/Joshua Roberts) |
Walau demikian, pegiat hak imigran khawatir penggerebekan ini menyasar target yang lebih luas jika dibandingkan dengan pemerintahan Barack Obama.
Secara terpisah, pejabat imigrasi yang dulu bertugas di masa pemerintahan Obama mengatakan, kini, prioritas deportasi yang tertuang dalam perintah eksekutif Trump jauh lebih luas dan bisa melibatkan lebih banyak sasaran. Sementara, saat dia masih menjabat, imigrasi lebih memprioritaskan operasi terhadap para penjahat.
Pejabat tersebut juga mempertanyakan kebijakan imigrasi pemerintahan Trump, termasuk soal orang-orang yang sudah diputuskan mesti dideportasi namun belum dieksekusi di masa pemerintahan sebelumnya.
Imigrasi Los Angeles mengonfirmasi bahwa di antara lima orang yang mereka tahan adalah orang-orang yang tidak punya catatan kriminal tapi sudah diputus mesti dideportasi.
"Kami akhirnya memutuskan orang-orang ini bukan prioritas karena ada jutaan orang seperti mereka dan sebagian besar tidak punya catatan kriminal," kata pejabat itu.
Imigrasi Los Angeles menyatakan telah melaksanakan operasi selama lima hari, mengincar kriminal dan buron. Menurut mereka, sebagian besar orang yang ditangkap punya catatan kejahatan.
Berupaya untuk menepis laporan penggerebekan sembarangan, Imigrasi merilis hasil operasi tersebut, menyatakan ada 160 warga asing yang ditahan selama sepekan di seluruh Amerika Serikat. Dari angka itu, 150 orang di antaranya punya sejarah catatan kriminal.