Trump ke Demokrat: Pocahontas Kini Jadi Wajah Partai Kalian

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Feb 2017 15:41 WIB
Ketika menyebut Pocahontas, sosok yang dimaksud oleh Trump adalah seorang anggota Senat dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren.
Trump menyindir Warren yang dianggap terlalu vokal mengkritik saat proses pemungutan suara di Senat untuk menentukan penunjukkan Jeff Sessions sebagai Jaksa Agung pilihan sang presiden pada Rabu lalu. (Reuters/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah meredam perselisihan dengan Partai Demokrat, kini Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyulut provokasi, mengatakan bahwa partai rivalnya itu memiliki wajah baru, yaitu Pocahontas.

"Pocahontas sekarang menjadi wajah partai kalian," ujar Trump dalam pertemuan dengan jajaran anggota Senat AS pada pekan ini.

Dalam dunia kartun anak, Pocahontas merupakan sosok gadis dari suku asli pedalaman Amerika. Namun ketika menyebut Pocahontas, sosok yang dimaksud oleh Trump adalah seorang anggota Senat dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump mulai menjuluki Warren dengan sebutan Pocahontas sejak anggota Senat itu mengaku merupakan keturunan suku asli Amerika.

Dalam pertemuan itu, Trump menyindir Warren yang dianggap terlalu vokal mengkritik saat proses pemungutan suara di Senat untuk menentukan penunjukkan Jeff Sessions sebagai Jaksa Agung pilihan sang presiden pada Rabu lalu.
Sessions merupakan sosok kontroversial yang dikenal dengan komentar-komentar rasis dan anti-imigran. Pada medio 1980-an, ia pernah ditolak menjadi hakim Mahkamah Agung karena pernyataan rasisnya.

Seorang sumber yang hadir dalam pertemuan pada Kamis itu mengatakan kepada CNN, Sabtu (11/2), bahwa pada satu momen, Trump berkata, "Satu-satunya alasan Warren mengklaim memiliki keturunan Amerika Asli adalah karena ia memiliki tulang pipi yang tinggi."

Di pertemuan itu, Trump dilaporkan kembali mengutarakan kekecewaannya karena tak ada yang menindak kecurangan dalam pemilu. Menurutnya, ada kesalahan teknis sehingga ia tak memenangkan popular vote, satu klaim yang tidak pernah disertai dengan bukti.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER