Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia akhir bulan ini terkait pembahasan beberapa kerja sama bilateral. Kunjungan ini dilakukan setelah hubungan kedua negara sempat menghangat akibat isu penghinaan Pancasila.
"Agendanya kalau Presiden kan bertemu kan pasti membahas mengenai upaya-upaya yang akan kami lakukan bersama untuk memperkuat hubungan bilateral," kata Retno di Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin (13/2).
Beberapa hal yang akan dibahas dalam pertemuan ini di antaranya adalah soal perdagangan, investasi, pendidikan, hingga pariwisata. Dia mengatakan Australia merupakan salah satu mitra penting Indonesia dalam sejumlah aspek tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah turis Australia yang masuk ke Indonesia itu sudah lebih dari 1 juta, 1,1 atau 1,2 juta, tapi memang masih terkonsentrasi di bali," ujar Retno.
Untuk itu, lanjut Retno, Indonesia juga akan berupaya untuk bisa menarik wisatawan Australia ke wilayah potensi wisata lain yang ada di Indonesia.
Selain itu, Retno juga menyebut kerja sama
people to people contact juga sedang dibicarakan dengan pihak Negeri Kangguru. Alasannya, hubungan Indonesia dan Australia bidang pendidikan dengan Australia terbilang cukup baik.
"Australia itu memiliki New Colombo Plan, jadi beasiswa program yang mengirimkan pelajar-pelajar Australia ke Asia, program tersebut didesain untuk Asia," tutur Retno.
Terkait kerja sama pendidikan, kata Retno, Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit pilihan pelajar Australia.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut petinggi pemerintahan Indonesia akan berkunjung ke Australia pada 26 Februari mendatang. Menurutnya, rencana itu menunjukkan hubungan kedua negara tersebut tidak putus.
Hubungan kedua negara terancam setelah mencuat isu penghinaan Pancasila di pendidikan militer Australia. Namun, dilaporkan, pihak militer negara tersebut sudah mengirim surat permohonan maaf kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Selain meminta maaf, militer Australia juga menyatakan tengah menyelidiki dugaan tersebut. Tak hanya itu, kurikulum pendidikan mereka pun rencananya akan diperbaiki.
Dalam waktu dekat, Kepala Staf Angkatan Australia akan dikirim ke Indonesia untuk berkoordinasi lebih lanjut terkait masalah yang sempat membuat kerja sama kedua angkatan bersenjata tertunda ini.