Trump Pakai Peristiwa 'Palsu' untuk Bela Kebijakannya

CNN Indonesia
Senin, 20 Feb 2017 12:14 WIB
Presiden AS Donald Trump sempat keliru membela kebijakannya dengan menyinggung aksi teror di Swedia yang sebetulnya tidak pernah terjadi.
Presiden AS, Donald Trump sempat keliru dengan menyebut aksi teror di Swedia yang sebetulnya tidak pernah terjadi. (Reuters/Joshua Roberts)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat keliru menyinggung sebuah aksi teror di Swedia yang sebetulnya tidak pernah terjadi. Kini, dia mengklarifikasi pernyataannya.

Melalui akun Twitternya, Trump mengatakan pernyataannya itu mengacu pada berita yang disiarkan Fox News mengenai kaum imigran di negara itu. Hal ini dilontarkan karena banyak pihak menilai pernyataan Trump mengenai itu mengada-ada dan tak berdasar.

"Pernyataan saya mengenai apa yang terjadi di Swedia itu merujuk pada cerita yang disiarkan oleh @FoxNews yang terfokus pada imigran dan Swedia," ungkap trump melalui akun Twitternya seperti dikutip CNN, Senin (20/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan hal tersebut tak lama setelah melakukan lawatan politik ke Florida. Di tengah ratusan warga yang hadir, Trump kembali membela perintah eksekutifnya mengenai larangan imigrasi bagi warga tujuh negara Muslim dalam rangka mencegah terorisme.

Tak tanggung, ia berupaya meyakinkan warga Florida tentang kebijakannya melindungi negara itu disertai dengan penjelasan mengenai sejumlah aksi teror yang melanda negara Eropa.

"Kita harus menjaga negara kita agar tetap aman," ungkapnya dalam kampanye tersebut.

"Kalian bisa lihat apa yang terjadi dengan Jerman. Lihat juga apa yang terjadi semalam di Swedia. Siapa yang menyangka ini terjadi pada Swedia? Lihat juga Brusel dan Nice. Mereka [teroris] beraksi dalam jumlah besar. Mereka membuat masalah besar yang tidak pernah kita sangka itu mungkin terjadi," kata Trump.

Sayangnya, Trump keliru saat mengatakan bahwa Swedia turut dalam jajaran negara yang didera aksi teror. Sebab, sejauh ini, tidak ada aksi terorisme yang terjadi di negara tersebut.

Sontak, pernyataan tentang Swedia itu menuai banyak pertanyaan khususnya dari negara Skandinavia itu.

Tak lama, Kedutaan Besar Swedia untuk AS meminta penjelasan lebih rinci mengenai pernyataan Trump yang membawa nama negaranya tersebut.

Selain itu, eks perdana menteri Swedia, Carl Bildt turut mengkritik bahkan menyindir Trump yang dianggapnya membingungkan.

"Swedia? Serangan teror? Rokok apa yang dia [Trump] isap?" kata Bildt melalui Twitternya.

Komentar Trump ini dianggap kekeliruan paling baru yang telah ia lakukan sejak dirinya resmi duduk di Gedung Putih pada 20 januari lalu, khsususnya mengenai isu terorisme.

Sebelumnya, sejumlah anggota kabinet Trump juga pernah keliru dalam menjelaskan beberapa aksi terorisme. Penasihat Trump, Kelly Conway pernah menceritakan tentang "pembantaian Bowling Green" yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Selain Conway, Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer juga pernah menganggap aksi penembakan kelab malam di Orlando dengan sebutan "serangan Atlanta".

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER