Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polisi Diraja Malaysia Khalid Abu Bakar menyatakan pihaknya menduga ada keterlibatan seorang diplomat Korea Utara dalam kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Polisi menyatakan telah memposisikan lima orang warga negara Korut dalam kerangka kasus yang merusak hubungan diplomatis kedua negara ini. Selain itu, ada tiga orang warga Korut lain yang dicari untuk dimintai keterangan.
Di antara orang-orang yang dicari itu, kata Khalid, salah seorang terkait dengan Kedutaan Besar Korea Utara dan seorang lainnya adalah staf salah satu maskapai dari negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah menulis surat untuk Duta Besar untuk meminta izin memeriksa mereka. Kami berharap kedutaan akan bekerja sama dengan kami dan mengizinkan pemeriksaan sesegera mungkin. Jika tidak, kami akan memaksa mereka datang," kata Khalid dikutip
AFP, Rabu (22/2).
Sementara itu, jenazah Kim Jong-nam masih tertahan di rumah sakit karena belum ada keluarga yang datang untuk membantu proses identifikasi. Kalau pun ada, Kepala Kepolisian wilayah Selangor, Abdul Samah Mat, mengatakan pihaknya tidak akan mengungkapkan kepada publik soal kehadiran anggota keluarga pria yang terasing dari negaranya ini.
Abdul Samah mengatakan, anggota keluarga Jong-nam yang datang ke Malaysia terkait penyelidikan kasus ini, jika ada, sepenuhnya berada dalam perlindungan dan pengamanan otoritas Malaysia.
"Kami akan memberikan perlindungan yang diperlukan," kata Abdul Samah saat dihubungi
Channel NewsAsia, Selasa (21/2).
"Jika mereka sudah datang ke sini, kehadiran mereka tidak akan kami ungkap sampai benar-benar diperlukan. Ini untuk perlindungan mereka," katanya.
Ia mengatakan, jika keluarga Jong-nam tiba di Malaysia, mereka akan dibawa ke Rumah Sakit Lumpur untuk mengidentifikasi jasad anak sulung Kim Jong-il itu dengan cara memberikan sampel DNA. Namun, ia kembali memastikan bahwa belum ada anggota keluarga yang datang.
Abdul Samah juga menuturkan, kepolisian Malaysia akan mengembalikan jenazah Jong-nam ketika sudah ada sanak keluaga yang mengakuinya dan akan langsung melapor pada kedutaan Korut di Kuala Lumpur.
Masalah ini menjadi perhatian setelah beredar rumor bahwa Kim Han Sol, anak laki-laki Jong-nam, telah berada di Malaysia.
Sejak berita kematian Jong-nam ini mencuat, anggota keluarganya menjadi yang paling dicari. Keberadaan mereka masih misterius.
Penyelidikan kasus Jong-nam juga menjadi soal tersendiri antara Kuala Lumpur dan Pyongyang. Sejak awal, Korut tidak ingin penyelidikan dan proses autopsi pria yang meninggal di usia 46 tahun itu dilakukan di Malaysia.
Pyongyang bahkan mendesak Malaysia segera mengembalikan jasad Jong-nam. Namun, Malaysia berkeras tetap menyelidiki dan menjalankan proses autopsi yang hasilnya dijadwalkan akan keluar Rabu pekan ini.
Malaysia berjanji akan mengembalikan jasad Jong-nam hanya pada sanak keluarganya, yang diberikan tenggat waktu dua minggu untuk mengklaim jenazah tersebut.
Duta Besar Korut di Malaysia, Kang Chol, menuduh Malaysia "berkolusi" dengan musuh dan menyebut bahwa negara pimpinan Najib Razak itu melakukan "pelanggaran HAM berat" lantaran negaranya tidak diizinkan turut menyelidiki kasus Jong-nam.
Ia bahkan menuding kasus ini dipolitisasi oleh Malaysia guna membuat buruk citra Korut.
Sejauh ini, Malaysia memang belum membenarkan bahwa identitas pria asal Korut yang tewas itu adalah Jong-nam. Namun, banyak media menyebutkan bahwa korban itu memang Jong-nam.
(has/aal)