Pasukan Marinir AS Diterjunkan Lawan ISIS di Raqqa

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2017 17:40 WIB
Pasukan pemerintah Suriah mempersiapkan penyerbuan ke Raqqa, ibu kota de-facto ISIS di Suriah. Pasukan artileri AS dikabarkan telah tiba untuk mendukung mereka.
Ilustrasi marinir AS tiba di Suriah. (Australian Defence Force/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Marinir Amerika Serikat yang didukung senjata artileri tiba di utara Suriah untuk mendukung pasukan lokal melawan militan kelompok teror ISIS.

Pasukan pemerintah Suriah yang didukung AS saat ini sedang bersiap untuk bergerak menyerang Raqqa, ibu kota de-facto ISIS.

Informasi ini disampaikan dua orang sumber pemerintah Amerika pada Kamis (9/3). Namun, baik Pentagon maupun Marinir menolak untuk mengonfirmasi pengerahan pasukan dengan alasan keamanan di kawasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka juga menolak untuk menyebutkan secara spesifik lokasi dan jumlah pasukan yang diterjunkan.

Pengerahan pasukan ini tidak menjadi kejutan. Sejumlah petinggi militer AS telah berdiskusi soal kemungkinan menerujunkan pasukan artileri di area konflik itu selama berminggu-minggu.

Langkah serupa tahun lalu dilakukan di Irak, dekat Mosul. Ratusan Marinir yang dilengkapi senjata artileri kala itu melepaskan tembakan pendukung bagi pasukan lokal yang bergerak menyerbu ISIS.

Karena Marinir telah dikerahkan di kawasan sejak saat itu, pergerakan ke Suriah kini tidak memerlukan persetujuan Presiden Donald Trump atau Menteri Pertahanan James Mattis. Walau demikian, Gedung Putih dan Pentagon mengetahui rencana ini, kata sumber CNN itu.

Pasukan tersebut dikerahkan dari sejumlah kapal yang berada di Teluk Persia.

Langkah ini adalah ekspansi kedua terbesar angkatan bersenjata AS di Suriah dalam rentang waktu beberapa hari ini.

AS juga telah mengerahkan setidaknya 100 anggota Pasukan Keamanan Angkatan Darat dekat Manbij, Suriah. Sejumlah pejabat pun, tidak seperti biasanya, berbicara kepada publik soal langkah ini.

Dengan penampilan blak-blakan, pasukan di Manbij berupaya untuk menangkal serangan lawan, alih-alih menjalankan pelatihan, memberikan masukan atau membantu pasukan lokal, seperti yang sudah-sudah.

Dengan minimnya informasi, belum bisa dipastikan juga apakah pengerahan Marinir dan Pasukan Keamanan ini melampaui batas maksimal jumlah personel AS di Suriah. Batasan yang kini berlaku melarang AS menerjunkan lebih dari 500 orang di sana secara bersamaan.

Terpisah, seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat menyebut beberapa pemimpin ISIS telah melarikan diri dari Raqqa.

Mereka disebut melarikan diri seiring dengan langkah pasukan pemerintah Suriah yang mendekat ke kota tersebut, dengan dukungan militer AS.

Walau demikian, sumber Washington Post itu mengatakan kepergian para pemimpin ISIS tidak berarti pertempuran menuju Raqqa bisa dilalui dengan mudah. Alasannya, sekitar 3.000-4.000 anak buah mereka tetap berada di kota tersebut.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER