Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Belanda menerbitkan peringatan perjalanan bagi warga negaranya yang berada di Turki, meminta mereka waspada di tengah ketegangan antara dua negara tersebut.
"Sejak 11 Maret 2017 terjadi ketegangan diplomatis antara Turki dan Belanda. Tetap waspada di seluruh penjuru Turki dan hindari tempat-tempat perkumpulan serta lokasi yang ramai," bunyi peringatan tersebut, dikutip
AFP, Senin (13/3).
Sementara itu, Turki memanggil perwakilan Belanda di Ankara untuk mengeluh soal aksi kepolisian Rotterdam terhadap warganya yang berunjuk rasa akhir pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut diberitakan sumber Kementerian Luar Negeri Turki yang dikutip
Reuters. Dalam nota diplomatis, Kemlu Turki menyatakan intervensi polisi tidak proporsional dan meminta langkah hukum dilakukan terhadap tindakan yang menyalahi aturan.
Kepolisian Belanda menggunakan anjing dan meriam air untuk membubarkan ratusan demonstran yang mengibarkan bendera Turki di luar konsulatnya di Rotterdam. Beberapa pemrotes melempar botol dan batu sementara sejumlah orang dipukuli polisi, kata saksi
Reuters.
Protes itu dipicu pelarangan menteri Turki untuk berbicara di hadapan aksi unjuk rasa di Rotterdam. Tindakan ini juga memicu masalah terkait kampanye Ankara di luar negeri.
Kampanye itu bertujuan untuk meraup suara lebih banyak dalam referendum penambahan kewenangan Presiden Tayyip Erdogan, bulan depan.
Erdogan juga sempat melontarkan komentar keras terhadap aksi Belanda menolak pesawat Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu untuk mendarat di Rotterdam. Aksi itu, menurutnya, sama dengan tindakan Nazi.