Jakarta, CNN Indonesia -- Pertempuran besar mengguncang distrik timur Damaskus, Suriah, setelah pemberontak melakukan serangan kejutan terhadap pasukan pemerintah untuk menerobos masuk ke pusat kota, Minggu (19/3).
Serangan dilakukan hanya selang beberapa hari setelah perundingan damai terbaru digelar PBB di Jenewa untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama hampir enam tahun ini.
Pemberontak dan pasukan pemerintah telah menyepakati gencatan senjata di seluruh penjuru negeri pada Desember lalu, tapi pertempuran tetap berlangsung di banyak wilayah Suriah, termasuk di Damaskus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bombardir artileri dan letusan senapan penembak jitu terus terdengar di penjuru Damaskus seiring serangan dilakukan oleh faksi Front Fateh al-Sham yang sempat bersekutu dengan Al-Qaidah ini di bagian timur Ibu Kota.
Serangan dimulai dengan "dua bom mobil dan sejumlah serangan bom bunuh diri" di distrik Jobar, kata Rami Abdel Rahman, kepala Syrian Observatory for Human Rights sebagaimana dikutip
AFP.
Pemberontak menguasai sejumlah bangunan di Jobar dan merangsek ke Abbasid Square yang berada tak jauh dari lokasi tersebut, merebut sebagian dari stasiun bus sebelum akhirnya dipukul mundur, kata dia.
"Setelah pasukan oposisi sempat merangsek jauh, pihak pemerintah yang sempat terkejut akhirnya bisa melakukan serangan balasan," ujarnya.
Televisi pemerintah, mengutip sumber militer, mengatakan tentara "memperangkap kelompok teroris yang terkempung di zona industrial di tepi utara Jobar."
Ketika matahari terbenam, pemberontak memusatkan serangannya ke Qabun, distrik di timur laut yang beberapa munggu belakangan ini dibombardir habis-habisan oleh pasukan pendukung Presiden Bashar al-Assad.
"Pemberontak ingin menghubungkan teritorinya di Jobar dengan Qabun untuk memecah kepungan pasukan pemerintah di sana," kata Abdel Rahman menambahkan.