Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang juru bicara kepolisian metropolitan London melaporkan pihaknya tengah memburu kemungkinan adanya tersangka kedua yang terlibat serangan teror di kompleks parlemen Inggris pada Rabu sore (22/3).
Sejauh ini, polisi baru menetapkan seorang pelaku dalam serangan di jatung Kota London yang menewaskan lima orang serta melukai 40 korban lainnya tersebut.
Pelaku tersebut tewas ditembak mati oleh petugas saat kejadian terjadi usai menikam seorang polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini, kami masih meyakini hanya ada satu pelaku. Saya yakin publik akan memahami bahwa kami telah berupaya melakukan seluruh tindakan pencegahan dan penyelidikan secara menyeluruh di sekitar tempat kejadian," ungkap juru bicara kepolisian itu yang tidak disebutkan identitasnya, seperti dikutip
The Independent, Rabu (23/3).
"Akan menjadi suatu yang bodoh jika kami menyimpulkan dan terlalu percaya dengan penyelidikan awal ini," katanya menambahkan.
Serangan teror terparah sejak 2005 di Inggris ini bermula ketika sebuah mobil melaju kencang melalui Jembatan Westminster, menabrak pejalan kaki, serta melukai setidaknya tiga petugas kepolisian yang sedang berada di lokasi.
[Gambas:Video CNN]Diberitkan
Reuters, sang pelaku kemudian menambrakan mobilnya ke pagar pembatas.
Sang pelaku dilaporkan bergegas turun dari mobil dan berusaha mendekati gedung parlemen sambil menikam seorang petugas keamanan, sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Pejabat kontra-terorisme Inggris senior, Mark Rowley mengaku, pihaknya telah mengetahui identitas sang pelaku, namun masih enggan membeberkannya kepada publik.
Dia mengatakan, polisi kini tengah melakukan penyelidikan dan masih berasumsi bahwa kejadian ini merupakan aksi terorisme yang melibatkan kelompok radikal.
Hingga kini, area disekitar Jembatan Westminster dan kompleks parlemen dilaporkan ditutup. Sejumlah pasukan keamanan ditempakan di area tersebut sebagai tindakan antisipasi mengenai kemungkinan serangan lain terjadi.
Wartawan juga tak diizinkan berkeliaran di sekitar kompleks pemerintahan itu dan digiring aparat ke sebuah ruangan dengan alasan keselamatan.