Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya berselang hampir sehari setelah teror mengguncang Rusia, identitas pelaku serangan di Stasiun St Peterseburg itu terungkap.
Otoritas keamanan Kyrgyzstan mengumumkan bahwa pelaku adalah Akbarzhin Jalilov. Ia merupakan warga negara Rusia yang lahir di Kota Osh, Kyrgyzstan, pada 1995.
Kyrgyzstan merupakan negara Asia Tengah berpenduduk enam juta orang dengan mayoritas warga pemeluk agama Islam. Negara ini merupakan sekutu dekat Moskow. Rusia bahkan memiliki pangkalan udara di Kyrgyzstan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini diumumkan tak lama setelah Komite Keamanan Nasional Kazakhstan (KNB) yang bekerja sama dengan Moskow menyatakan bahwa pelaku merupakan seorang warga Rusia yang berasal dari negara di Asia Tengah.
Dalam laporan terpisah, seorang sumber di kalangan penegak hukum, berdasarkan infomasi awal, menyebut insiden ledakan ini adalah serangan yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.
Sumber tersebut juga mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa otoritas sudah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri yang dimaksud. Dia adalah seorang pria 23 tahun asal Asia tengah yang membawa bahan peledak di ranselnya.
Sementara itu, sumber yang dikutip Sputnik juga menyebut jenazah seorang asal Asia Tengah ditemukan di lokasi ledakan, di stasiun kereta bawah tanah. Namun, masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai pelaku bom bunuh diri.
"Jenazah seorang asal Asia Tengah ditemukan di lokasi yang mungkin jadi pusat ledakan. Namun, masih terlalu dini untuk menyebutnya pelaku bom bunuh diri," kata sumber tersebut.
Sejauh ini, masih belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait pelaku insiden yang kini tengah diselidiki sebagai "aksi teror" ini.
"Alasan dari ledakan ini belum diketahui. Jadi masih terlalu awal bicara soal itu. Investigasi akan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi," kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
Selain menewaskan 11 orang, serangan ini juga melukai 51 orang lainnya. Semula dilaporkan, ada dua ledakan yang mengakibatkan kerusakan parah di lokasi.
Namun belakangan, diketahui hanya ada satu ledakan yang terjadi, sementara satu bom lain yang berkekuatan lebih besar berhasil dijinakkan.