Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat keamanan senior Kazakhstan menyebut seorang warga Rusia yang berasal dari Asia Tengah diduga berada di balik serangan teror di Saint Petersburg.
Komite Keamanan Nasional Kazakhstan (KNB) bekerja sama dengan badan keamanan Rusia dan bertukar informasi dalam penyidikan terkait serangan yang menewaskan 11 orang ini, kata wakil ketua KNB, Nurgali Bilisibekov, dikutip
Reuters, Selasa (4/4).
Dalam laporan terpisah, seorang sumber di kalangan penegak hukum, berdasarkan infomasi awal, menyebut insiden ledakan ini adalah serangan yang dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.
Sumber tersebut juga mengatakan kepada kantor berita
Interfax bahwa otoritas sudah mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri yang dimaksud. Dia adalah seorang pria 23 tahun asal Asia tengah yang membawa bahan peledak di ranselnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, sumber yang dikutip
Sputnik juga menyebut jenazah seorang asal Asia Tengah ditemukan di lokasi ledakan, di stasiun kereta bawah tanah. Namun, masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai pelaku bom bunuh diri.
"Jenazah seorang asal Asia Tengah ditemukan di lokasi yang mungkin jadi pusat ledakan. Namun, masih terlalu dini untuk menyebutnya pelaku bom bunuh diri," kata sumber tersebut.
Dia juga mengatakan para penyidik masih melihat semua kemungkinan yang ada.
Sejauh ini, masih belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait pelaku insiden yang kini tengah diselidiki sebagai "aksi teror ini."
"Alasan dari ledakan ini belum diketahui. Jadi masih terlalu awal bicara soal itu. Investigasi akan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi," kata Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami mempertimbangkan berbagai kemungkinan, baik domestik dan kriminal, sampai insiden teroris."
Selain menewaskan 11 orang, serangan ini juga melukai 51 orang lainnya. Semula dilaporkan, ada dua ledakan yang mengakibatkan kerusakan parah di lokasi. Namun, belakangan diketahui hanya ada satu ledakan yang terjadi, sementara satu bom lain yang berkekuatan lebih besar berhasil dijinakkan.
[Gambas:Video CNN]