Jakarta, CNN Indonesia -- Kementarian Luar Negeri masih mendalami informasi 300 tenaga kerja Indonesia yang disebut disekap di Riyadh, Arab Saudi. Namun, proses verifikasi tersebut mandek lantaran enam orang TKI yang memberikan informasi awal, ternyata tidak mengetahui perusahaan mana yang mengirim mereka ke sana.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan enam orang TKI yang dia maksud adalah mereka yang beberapa waktu lalu melarikan diri ke KBRI Riyadh dan langsung meminta perlindungan dari Pemerintah Indonesia. Mereka, kata Retno, sama sekali tak mengetahui siapa pihak yang mengirim ke Saudi. Hal itu mempersulit investigasi dan verifikasi yang saat ini tengah dilakukan.
"Mereka itu saat ditanya siapa yang mengirim sebagian besar tak tahu," kata Retno, saat ditemui di Hotel Shangri La, Kamis (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya tidak tahu perusahaan mana yang mengirim mereka, Retno mengatakan enam orang TKI itu juga tak tahu nama dari orang-orang yang selama ini berkomunikasi dengan mereka terkait keberangkatan ke Arab Saudi. Untuk memanggil para penyalur itu mereka kadang hanya menggunakan sebutan ‘mama’ atau ‘bunda’ tanpa tahu nama sebenarnya dari orang-orang tersebut.
"Jadi sampai sekarang sedang tahap verifikasi, di sana perusahaan X lalu bekerja sama dengan perusahaan mana di sini," ujarnya.
Informasi-informasi yang sangat minim itu, diakui Retno semakin mempersulit ruang gerak tim Kemlu dalam mencari informasi soal perusahaan-perusahaan yang mengirim para TKI tersebut.
Guna mencari informasi lebih lanjut, Retno meminta bantuan polisi untuk ikut menelusuri jaringan-jaringan perusahaan penyalur TKI ke luar negeri, khususnya Arab Saudi. Selain itu Kementerian Tenaga Kerja dan BNP2TKI pun tak ketinggalan dimintai bantuan.
Dengan adanya bantuan tersebut, Retno berharap titik terang penyaluran TKI ini bisa ditemukan, dan 300 TKI lain yang kabarnya disekap, bisa diselamatkan oleh perwakilan Indonesia di Riyadh.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, enam orang TKI yang meminta perlindungan ke Kedutaan Besar RI di Riyadh, Arab Saudi, saat ini telah dipulangkan ke Indonesia.
Keenam TKI itu didatangkan oleh perusahaan Al-Jeraisy. Mereka meminta perlindungan KBRI setelah melarikan diri dari majikannya antara Februari dan Maret 2017.
Salah satu TKI yang dipulangkan menyebut, ada sekitar 300 orang mengalami nasib yang sama dengan mereka saat di Riyadh. Mereka diduga banyak yang disekap oleh majikan.
Iqbal menyatakan, tim KBRI telah menangani isu ini sejak awal. "Tim KBRI juga sudah berkunjung ke kantor Al-Jeraisy dan hanya menemukan 4 TKI," kata Iqbal.
Terkait dugaan penyekapan tersebut, pihak Kemenlu RI tidak bisa langsung mengambil tindakan lantaran lokasi kejadian berada di wilayah yurisdiksi Pemerintah Arab Saudi. Saat ini pihaknya masih mengumpulkan data dan informasi yang lengkap terkait kasus itu.
"Kami terus mengumpulkan informasi dan bukti untuk melakukan hukum terhadap para pelaku," kata Iqbal.
Dia menambahkan, pihaknya berusaha segera memulangkan para TKI yang diduga disekap oleh majikannya di Riyadh, kendati tidak secara bersamaan.