Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan rudal Amerika Serikat ke salah satu pangkalan udara Suriah di Homs pada Jumat (7/4) dilaporkan menewaskan setidaknya empat tentara.
"Seorang komodor angkatan udara termasuk salah satu dari empat tentara yang tewas," ujar Kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, sebagaimana dilansir AFP.
Rahman mengatakan, serangan yang merupakan respons AS atas dugaan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Presiden Bashar al-Assad itu juga menghancurkan pangkalan udara Homs.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pangkalan udara itu hampir hancur seluruhnya. Landasan pacu, tempat penyimpanan bahan bakar, dan peetahanan udara hancur berkeping-keping," katanya.
Menurut Rahman, serangan rudal itu juga merusak markas pejabat di daerah Shayrat, salah satu pangkalan pemerintah paling penting di Homs.
Kini, hanya pangkalan udara Latakia yang memiliki fasilitas lengkap. Di pangkalan itu juga terdapat fasilitas Rusia, sekutu Assad yang membantu rezim dalam perang sipil berkepanjangan ini.
AS mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan Rusia sebelum melancarkan serangan ini guna menghindari jatuhnya korban yang dapat memicu krisis lebih luas.
Komunikasi itu dilakukan menggunakan jalur yang digunakan untuk mencegah benturan tak sengaja ketika perang melawan ISIS di Suriah.
Sebanyak 50 rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat di Laut Mediterania, kata seorang pejabat AS yang enggan disebutkan namanya. Dia mengatakan sebuah target diidentifikasi sebagai pangkalan udara di Homs.
Serangan ini adalah respons presiden Donald Trump atas serangan senjata kimia di Idlib yang disebutnya sebagai pembantaian oleh pemerintah Suriah. Paparan gas beracun itu menewaskan puluhan warga sipil.
Menghadapi krisis kebijakan terbesarnya sejak menjabat, Januari lalu, Trump mengambil aksi terkeras yang pernah diambil AS dalam perang saudara enam tahun di Suriah. Tindakan ini meningkatkan risiko konfrontasi Rusia dan Iran yang mendukung Assad.
Trump memerintahkan serangan ini sehari setelah dia menyalahkan Assad atas serangan mematikan tersebut, meski pemerintah Suriah telah menampik melakukannya.