Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi dirinya memerintahkan serangan puluhan rudal terhadap sejumlah sasaran milik pemerintah Suriah.
Serangan ini dilakukan sebagai respons atas serangan senjata kimia yang menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, di Idlib. Trump menuding Assad ada di balik peristiwa mematikan tersebut.
Di bawah perintah Trump, kapal perang AS meluncurkan 50-60 peluru kendali penjelajah Tomahawk ke pangkalan udara yang diyakini merupakan markas pesawat pengirim senjata kimia itu, kata sejumlah pejabat AS.
"Assad mencekik orang yang tak berdaya," kata Trump, dikutip
CNN setelah serangan berakhir, Jumat (7/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak dapat diperdebatkan lagi bahwa Suriah menggunakan senjata kimia yang dilarang ... dan tak menghiraukan dorongan Dewan Keamanan PBB," ujarnya di sela pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping.
"Krisis pengungsi semakin parah dan kawasan makin tidak stabil."
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan serangan itu mengincar landasan udara, pesawat dan titik-titik bahan bakar. Rudal itu diluncurkan dari kapal perang di Mediterania Timur.
Serangan ini sudah selesai "hingga keputusan lain dibuat," kata pejabat tersebut.
Serangan ini adalah aksi militer langsung pertama yang diambil Amerika terhadap pemerintah Bashar al-Assad dalam perang saudara selama enam tahun yang melanda Suriah.
Karena itu, serangan ini juga mewakili eskalasi operasi besar-besaran AS di kawasan, yang bisa diartikan oleh pemerintah Suriah sebagai aksi peperangan.
Amerika Serikat mulai meluncurkan serangan udara di Suriah pada September 2014 lalu di bawah pemerintahan Barack Obama sebagai bagian operasi koalisi melawan ISIS. Namun, mereka hanya mengincar kelompok teroris, bukan pasukan pemerintah.