Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump memerintahkan intervensi militer ke Suriah, Jumat (7/4) dini hari sebagai respons atas serangan senjata kimia yang menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak.
Dua kapal perang Amerika Serikat di Laut Mediterania menembakkan 59 rudal penjelajah Tomahawk ke pangkalan udara Suriah. Serangan itu menewaskan empat orang tentara Suriah dan menghancurkan sebagian besar pangkalan tersebut.
Melansir
CNN, analis militer AS mengatakan bahwa rudal Tomahawk adalah senjata yang tepat untuk melakukan serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tomahawk memang diciptakan untuk itu. Rudal tersebut bisa ditembakkan di bawah jangkauan radar dan bisa menghancurkan fasilitas di darat tanpa memberi risiko tinggi pada awak udara,” ujar purnawirawan angkatan udara AS, Letnan Kolonel Rick Francona.
Tomahawk adalah rudal penjelajah dengan jangkauan medium, yang berarti daya jelajah rudah tersebut antara 1250 hingga 2500 kilometer.
 Rudal Tomahawk jadi senjata andalan Amerika Serikat untuk menghancurkan pangkalan udara Suriah. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani) |
Rudal itu biasanya ditembakkan dari permukaan laut dan terbang rendah dengan dikendalikan oleh sistem navigasi. Hal ini berarti militer AS bisa membidik pangkalan militer Suriah dari jarak jauh.
“Hal yang terpenting dari Tomahawk adalah mereka tidak harus ditembakkan lurus dari titik A ke B. Mereka bisa ditembakkan membelok sesuai navigasi, sehingga sulit dijatuhkan,” tutur purnawirawan angkatan darat AS Mayor Jenderal James Mark.
Kendati daya jangkaunya sedang, kekuatan ledakan Tomahawk cukup besar. Misil itu bisa dipersenjatai 500 kilogram hulu ledak.
Tomahawk pertama kali digunakan oleh Amerika Serikat dalam misi Desret Storm tahun 1991 dan terus menjadi bagian dari persenjataan AS sejak saat itu. Bahkan, Inggris pun telah membeli Tomahawk dari AS.
Pusat Studi Strategis dan Internasional Proyek Pertahanan Rudal menyebut, meski Tomahawk punya kemampuan membawa hulu ledak nuklir, parlemen AS telah menghapus fungsi tersebut.
Beroperasi selama 26 tahun, Tomahawk terus diperbaharui. Salah satu inovasi terbarunya adalah sistem komunikasi canggih. Harga satu rudal Tomahawk berkisar US$832 ribu atau setara Rp11 miliar.