Jakarta, CNN Indonesia -- Intervensi militer Amerika Serikat terhadap rezim Assad disambut gembira oleh pemberontak Suriah. Mereka bahkan ‘ketagihan’ dan meminta AS kembali melakukan penyerangan ke pangkalan militer lainnya di Suriah.
Serbuan puluhan rudal Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat merupakan aksi militer pertama Washington sejak perang sipil pecah di Suriah, enam tahun lalu.
“Menghancurkan satu pangkalan militer saja tidak cukup, masih ada 26 pangkalan udara lain yang menarget warga sipil,” ujar Komandan Faksi Jaysh al-Islam Mohamed Alloush, melalui
Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dunia harus menyelamatkan warga Suriah dari cengkeraman keji Bashar (al-Assad) dan sekutunya.”
Kelompok pemberontak lainnya juga menyambut baik serangan AS dan meminta intervensi militer lanjutan terhadap rezim Assad.
“Serangan AS terhadap tindakan pembunuhan massal yang dilakukan Bashar al-Assad berada di jalur yang benar untuk memerangi terorisme dan kami berharap itu akan terus berlanjut,” papar Issam Raes, juru bicara kelompok pemberontak Selatan.
“Pendapat saya, pesan ini bersifat politis dan pesan itu sudah sampai ke Rusia dan dimengerti dengan baik,” sebutnya.
Kolonel Ahman Osman dari kelompok pemberontak Sultan Murad yang didukung Turki mengatakan dukungannya atas serangan tersebut.
“Kami menyambut segala tindakan yang bisa menggulingkan rezim Assad, yang bertanggung jawab atas kejahatan terburuk dalam sejarah.”
Mohamed Bayrakdar, pemimpin kelompok pemberontak lainnya yang beroperasi di Damaskus juga menunjukkan persetujuannya. Mereka menganggap serangan itu sebagai langkah ‘tegas dan tepat’.
“Kami mendukung semua tindakan yang merespons kejahatan rezim Assad,” ujarnya pada
AFP.