KBRI Belum Evakuasi WNI Pascaserangan AS ke Suriah

CNN Indonesia
Jumat, 07 Apr 2017 15:09 WIB
KBRI di Damaskus menyatakan masih belum berencana mengevakuasi WNI yang ada di Suriah, meski Amerika Serikat melancarkan serangan langsung ke pemerintah Assad.
Ilustrasi paspor Indonesia. (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kedutaan Besar RI di Damaskus memastikan warga Indonesia yang ada di Suriah dalam kondisi aman menyusul serangan puluhan peluru kendali Amerika Serikat ke pangkalan udara pemerintah setempat di Homs, Jumat (7/4).

"Kami baik-baik saja, serangan di Homs. Kemarin ada TKW di Homs sudah kami selamatkan, sekarang di Damaskus," kata Pejabat Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Damaskus, Makhya Suminar, kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, dia mengatakan, kondisi secara umum masih dalam keadaan kondusif. Karena itu, belum ada rencana untuk mengevakuasi WNI sebagai antisipasi eskalasi agresi Amerika Serikat.
Dia menjelaskan, proses repatriasi dan pemulangan warga negara Indonesia terus rutin dilakukan setiap bulan, dengan atau tanpa adanya serangan AS ke Suriah. Hal itu pun masih akan terus berlanjut seperti biasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai saat ini belum sampai ke situ (evakuasi). Kami selalu berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri setempat dan pemerintah Suriah menjamin keselamatan tidak hanya warganya tapi juga warga Indonesia yang ada di sini," kata Makhya.

Demikian pula disampaikan oleh juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, di Jakarta. "Kami masih terus ikuti dan pantau perkembangan di Suriah. Serangan rudal pagi ini kan secara spesifik sangat menargetkan situs militer," tutur Arrmanatha.

Walau demikian, seandainya terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, KBRI sudah siap dengan langkah-langkah darurat. "Kami sudah punya SOP-nya (prosedur operasi standar)," ujar Makhya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Puluhan peluru kendali penjelajah Amerika Serikat diluncurkan ke sebuah pangkalan udara di Homs sebagai respons atas serangan senjata kimia yang diyakini Pemerintah Donald Trump dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad.

Serangan itu menewaskan puluhan warga sipil, termasuk anak-anak. Usai puluhan rudalnya menghantam sejumlah sasaran di Suriah, Trump menyebut aksinya pantas dilakukan karena "Assad mencekik orang-orang yang tidak berdaya."
[Gambas:Video CNN]
Aksi ini berpotensi meningkatkan ketegangan antara AS dan Rusia dan Iran yang merupakan sekutu terbesar Assad. Karena itu, ketegangan di kawasan kemungkinan meningkat di masa depan, lebih jauh mengancam keamanan warga sipil di sana.

Militer Amerika sudah menyatakan tidak mengincar pasukan Beruang Merah, tapi Kremlin tetap menyatakan tindakan ini "merusak hubungan" kedua negara
Menurut Makhya, kebanyakan warga Indonesia di Suriah berada di Damaskus. Meski tidak bisa memastikan, diperkirakan ada sekitar 1.400 warga Indonesia yang berada di negara berkonflik itu.

Angka itu tidak termasuk para korban Tindak Pidana Perdagangan Orang yang masih terus berdatangan meski negara tersebut dilanda perang. "Dengan korban TPPO mungkin sekitar 2.000-an," kata Makhya.

Berdasarkan data kemlu, pada 2012 lalu ada sedikitnya 12 ribu WNI di Suriah, sebagian besar merupakan TKI. Hingga 2016, Kemlu berhasil pulangkan lebih dari 10 ribu WNI ke tanah air.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER