Pangkalan Militer Suriah Kembali Beroperasi, Pentagon Bungkam

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 16:48 WIB
Gubernur Homs, Talal Barazi, menyebut pangkalan militer Shayrat yang dibombardir Amerika Serikat, Jumat (7/4) lalu, kini sudah kembali beroperasi.
Pangkalan udara di Holms, Suriah, yang diserang AS, Jumat (7/4) lalu, kini sudah kembali beroperasi. (Robert S. Price/Courtesy U.S. Navy/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Homs, Talal Barazi mengatakan bahwa pangkalan militer yang dirudal Amerika Serikat, telah kembali beroperasi.

“Landasan pacunya masih bisa digunakan. Pesawat bisa lepas landas dari situ,” ujar Barazi dilansir Reuters.

Pangkalan militer Shayrat yang berlokasi di Homs, dibombardir AS pada Jumat (7/4) dini hari, sebagai respons atas penggunaan senjata kimia di Idlib yang menewaskan 90 orang, termasuk anak-anak. AS meyakini bahwa senjata kimia tersebut dilancarkan oleh rezim Assad dan ditembakkan melalui pangkalan udara Shayrat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Damaskus membantah hal tersebut dan juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah menggunakan senjata kimia.


Militer Suriah mengatakan bahwa serangan rudal Tomahawk AS menghancurkan sebagian besar pangkalan udara tersebut. Namun, masih ada bagian yang selamat dari serbuan 59 misil penjelajah itu.

Selain itu, disebutkan juga bahwa sembilan pesawat tempur Suriah hancur akibat serangan itu, begitu juga dengan tangki bahan bakar dan gudang peluru.

Lembaga pemantau hak asasi manusia di Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut bahwa pesawat sudah kembali lepas landas dari pangkalan Shayrat dan melakukan serangan udara di dareah yang dikuasai pemberontak, di timur Homs.

Sementara, saat ditanya soal beroperasinya kembali pangkalan militer Suriah, Pentagon memilih bungkam.

Adapun di Twitter, Presiden Donald Trump menyebut bahwa landasan pacu pangkalan memang bukan target serangan.


“Alasan landasan pacu tidak menjadi target serangan adalah karena mereka mudah dan murah diperbaiki,” cuitnya.

Di sisi lain, tentara senior dari pesekutuan Suriah menyebut sebagian pangkalan tersebut bisa diselamatkan karena adanya peringatan awal dari Rusia.

Sebelumnya, AS memang membisiki Rusia, sebelum terjadinya serangan.

Selain Rusia, Assad juga didukung Iran dan kelompok militan Libanon, Hisbullah.

Pentagon menyebut misil Tomahawk membidik pesawat, hanggar, tangki bahan bakar, gudang logistik, gudang peluru, radar dan sistem pertahanan udara.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER