Jakarta, CNN Indonesia -- Ledakan kuat terjadi di Kota Diyarbarkir, yang mayoritas dihuni warga Kurdi, dekat kantor polisi anti huru-hara, Selasa (11/4). Serangan itu terjadi jelang referendum konstitusi untuk meningkatkan kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Suara keras akibat ledakan itu terdengar hingga ke kawasan tenggara kota dan petugas medis melaporkan setidaknya empat orang terluka.
“Asap tebal terlihat membumbung ke langit dan ambulans langsung menuju ke lokasi,” ujar koresponden
AFP di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga berita ini diturunkan, penyebab ledakan belum diketahui.
Warga Turki akan melakukan pemilihan suara pada Minggu (16/4) untuk menentukan apakah mereka menyetujui perubahan konstitusi yang memberikan Erdogan kekuasaan eksekutif penuh sebagai presiden. Hal yang dikritik akan menyeret Turki sebagai negara yang dikuasai satu orang.
Wilayah tenggara di Turki masih diwarnai pertempuran antara pemberontak Kurdi dan pasukan keamanan Turki, sejak gencatan senjata berakhir pada musim panas 2015 lalu.
Partai Buruh Kurdistan (PKK) terus melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Turki sejak 1984, yang menewaskan lebih dari 40 ribu jiwa.
PKK sendiri telah ditetapkan pemerintah Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa, sebagai kelompok teror.