Trump: Serangan Suriah Terjadi saat Saya Makan Kue Cokelat

CNN Indonesia
Kamis, 13 Apr 2017 11:50 WIB
Trump sedang menjamu Xi Jinping setelah melakukan pertemuan bilateral, ketika tiba-tiba ia menerima kabar dari para jenderal bahwa rudal siap diluncurkan.
Trump sedang menjamu Presiden China, Xi Jinping, setelah melakukan pertemuan bilateral di Florida, ketika tiba-tiba ia menerima kabar dari para jenderal bahwa rudal siap diluncurkan. (Reuters/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sedang menikmati "bagian terenak dari sepotong kue cokelat" ketika menerima kabar pasukan negaranya melancarkan serangan rudal ke Suriah pekan lalu.

Trump sedang menjamu Presiden China, Xi Jinping, setelah melakukan pertemuan bilateral di Florida, ketika tiba-tiba ia menerima kabar dari para jenderal bahwa rudal siap diluncurkan untuk merespons dugaan penggunaan senjata kimia oleh Presiden Bashar al-Assad.

"Dan di saat itu pun, saya berkata kepadanya, 'Presiden Xi, kami baru saja menembakkan 59 rudal menuju Irak ... bukan, Suriah, dan saya ingin Anda mengetahuinya,'" ujar Trump menirukan percakapannya dengan Xi saat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melanjutkan ceritanya, Trump berkata, "Saya tidak ingin dia [Xi] pulang ke rumah begitu saja dan mendengar orang-orang berkata kepadanya, 'Pria yang baru saja makan malam dengan Anda telah menyerang Suriah,'" kata presiden AS ke-45 itu.

Ketika ditanya mengenai reaksi Xi, Trump mengaku bahwa pemimpin China itu sempat terpaku selama beberapa saat dan meminta penerjemahnya mengulangi yang baru saja dikatakan Trump. Sesaat, Trump langsung merasa ada yang salah dengan ucapannya.

"Namun akhirnya dia berkata kepada saya, siapa pun yang menggunakan gas beracun dan dengan brutal menyerang anak-anak dan bayi, tidak apa-apa. Dia menerima itu," tuturnya.

Pertemuan Trump dan Xi ini merupakan bilateral pertama di setelah sejumlah isu rumit mulai membayangi hubungan Washington dan Beijing.

Hubungan dagang, sengketa Laut China Selatan, dan ancaman nuklir Korea Utara menjadi sejumlah isu prioritas dalam tatap muka kedua pemimpin tersebut.

Kepada Fox Business, seperti diberitakan The Independent, Trump mengatakan, pertemuannya dengan Xi ini dilakukan guna membangun jembatan di tengah perbedaan kedua negara.

Trump mengklaim, pertemuannya dengan pemimpin negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu berjalan lancar.

"Saya sangat menyukai Xi. Kami berdua memiliki kedekatan yang kuat. Mungkin dia dulu tak menyukai saya, tapi saya pikir dia menyukai saya. Kami saling mengerti satu sama lain," ucap Trump.

Semasa kampanye, Trump memiliki sentimen negatif dengan China. Taipan real estate itu bahkan pernah mengatakan bahwa Beijing telah "memperkosa" Amerika dengan kebijakan ekonominya yang merugikan.

Dalam salah satu kampanyenya, Trump pernah menuduh China memanipulasi nilai mata uang agar ekspor mereka lebih kompetitif di pasar global. Menurutnya, China telah "membunuh" perdagangan Negeri Paman Sam.

Soal krisis di Semenanjung Korea, Trump juga menyebut China kurang berkontribusi demi menghentikan ambisi nuklir Korut sebagai sekutu dekat Beijing.

Trump bahkan mengancam siap melakukan tindakan unilateral terhadap Pyongyang jika China tidak mau membantu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER