Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan Abu Sayyaf mengeksekusi salah satu dari empat warga Filipina yang telah disandera sejak Desember lalu.
Komandan militer Pulau Jolo, Cirilito Sobejana, mengatakan bahwa Abu Sayyaf memenggal sandera bernama Noel Besconde itu di daerah hutan di dekat Kota Patikul pada Kamis pekan lalu karena sakit.
"Alasan dia dipenggal adalah kerena Besconde memperlambat pergerakan kelompok mereka. Abu Sayyaf selalu berpindah tempat dan kami sedang mengejar mereka," tutur Sobejana, Senin (17/4).
Dia menuturkan, Besconde akhirnya dipenggal setelah diculik bersama tiga awak buah kapalnya saat berlayar di Laut Sulawesi pada akhir tahun lalu.
Diberitakan Reuters, Sobejana menyatakan, Abu Sayyaf menuntut tebusan sebesar 3 juta peso atau setara Rp802,6 juta untuk melepaskan Besconde dan awak buah kapalnya tersebut. Namun, pemerintah Presiden Rodrigo Duterte menolak membayar tebusan itu.
Kelompok yang berafiliasi dengan ISIS ini memang dikenal kerap melakukan penculikan, pembajakan kapal nelayan, dan tak segan membunuh sanderanya jika uang tebusan tak kunjung dibayar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, kelompok militan ini memenggal tiga turis asing asal Jerman dan Kanada lantaran tebusan mereka tak kunjung dibayar. Sejak saat itu, Filipina melakukan operasi besar-besaran untuk memberantas Abu Sayyaf, terutama di Pulau Jolo.
Kini, Abu Sayyaf masih menahan sekitar 19 orang, tujuh di antaranya merupakan warga negara Indonesia. Pemerintah RI terus berkoordinasi dengan Filipina untuk mengupayakan pembebasan ketujuh orang tersebut.
Filipina bersama Malaysia dan Indonesia juga sepakat melakukan patroli pengamanan laut terkoordinasi di wilayah yang kerap menjadi sasaran pembajakan Abu Sayyaf, seperti di perairan selatan Filipina, Sulu, dan Sulawesi.