Filipina Tewaskan Salah Satu Pemimpin Abu Sayyaf

CNN Indonesia
Rabu, 12 Apr 2017 15:24 WIB
Pasukan keamanan Filipina menewaskan sedikitnya enam anggota Abu Sayyaf, termasuk salah satu pemimpinnya, Abu rami, dalam bentrokan di Pulau Bohol.
Pasukan keamanan Filipina menewaskan sedikitnya enam anggota Abu Sayyaf, termasuk salahs atu pemimpinnya, Abu rami, dalam bentrokan di Pulau Bohol. (Foto: Reuters/Nickee Butlangan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan keamanan Filipina menewaskan enam anggota kelompok militan Abu Sayyaf, termasuk salah satu pemimpin mereka, dalam bentrokan di Pulau Bohol, pada Selasa (11/4).

Muamar Askali, dikenal sebagai Abu Rami yang merupakan mantan juru bicara Abu Sayyaf, dilaporkan tewas dalam baku tembak yang terjadi dengan tentara di salah satu pulau destinasi wisata terkenal tersebut.

"Abu Rami merupakan pemimpin Abu Sayyaf yang terkenal dan bertanggung jawa atas beberapa aksi kekejaman kelompok itu," tutur Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Ano pada Rabu (12/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ano mengatakan, Abu Rami mencoba membesarkan namanya hingga akhirnya berhasil menjadi salah satu pemimpin Abu Sayyaf yang cukup terkenal. Dia dilaporkan terlibat langsung dalam upaya penculikan wisatawan di Bohol beberapa waktu lalu.

Abu Rami juga disebut terlibat langsung dalam penculikan dan eksekusi sandera warga asing asal Jerman dan Kanada. Kelompok berbasis di Filipina selatan itu memenggal dua sandera mereka asal Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall pada tahun lalu lantaran permintaan tebusan yang tak kunjung dibayar.

Nasib seorang sandera asal Jerman, Jurgen Kantner, juga berakhir sama. Februari lalu, jenazah Kantner ditemukan setelah selama tiga bulan menjadi tawanan Abu Sayyaf.

Kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS ini memenanggal Kantner lantaran permintaan uang tebusan sebesar 30 juta peso atau setara US$600 ribu tak kunjung diberikan.


Diberitakan Reuters, situasi di Bohol kini, lanjut Ano, telah kembali normal. Sejumlah kedutaan asing seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Inggris telah
mengeluarkan peringatan perjalanan, berisikan imbauan bagi warga negaranya untuk menghindari kawasan Central Visayas, mencakup Cebu dan Bohol.

Sejak eksekusi Kantner terjadi, militer Filipina kian menggencarkan perang melawan Abu Sayyaf di Pulau Jolo dan Basilan.

Filipina juga berupaya menangani masalah pembajakan yang kerap dilakukan Abu Sayyaf terhadap kapal-kapal ikan asing di perairan bagian selatan.

Abu Sayyaf kerap mengincar kapal-kapal asal Indonesia, Malaysia, dan Vietnam yang kerap beroperasi di perairan itu serta menculik para anak buah kapal mereka untuk dijadikan jaminan tebusan.

Hingga saat ini, dipercaya masih ada 19 warga negara asing yang disekap kelompok itu. Tujuh diantara para sandera Abu Sayyaf itu merupakan warga Indonesia.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER