Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus ekstrem kanan Marine Le Pen mundur untuk sementara waktu dari jabatannya sebagai Ketua Partai Front Nasional. Keputusan yang diumumkan pada Senin (24/4) ini dilihat sebagai strategi Le Pen untuk menjaring pemilih yang lebih luas di putaran kedua pemilihan presiden Perancis, Mei mendatang.
"Malam ini saya tidak lagi menjadi Ketua Front Nasional. Saya adalah kandidat presiden," kata Le Pen dalam wawancara dengan sejumlah stasiun televisi Perancis, seperti dilansir
AP.
Le Pen akan bertarung dengan Emmanuel Macron pada pemilihan presiden putaran kedua.
Langkah Le Pen mundur dari jabatannya ini diyakini sebagai strategi untuk menjangkau pemilih dari berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tantangan bagi Le Pen untuk memenangkan putaran kedua memang cukup berat. Pasalnya, Macron telah mendapat dukungan dari dua kandidat yang tersingkir di putaran pertama, yaitu Francois Fillon dari Partai Republik yang mendapat 19,91 persen suara, dan Jean-Luc Melenchon yang mendapat 19,64 persen suara.
Tak hanya itu, dukungan kepada Macron juga datang dari Presiden Perancis Francois Hollande yang secara terang-terangan meminta warga untuk memilih Macron sambil menyebut sosok Le Pen beresiko bagi Perancis.
Front Nasional sendiri memiliki citra buruk, terutama di kalangan warga imigran dan Yahudi. Hal itu disebabkan garis politik partai yang anti terhadap kaum imigran dan pernyataan di masa lalu yang kontroversial terkait tragedi Holocoust.
Presiden Israel Reuven Rivlin pada Senin (24/4) bahkan mengecam komentar terbaru Le Pen yang menolak peran Prancis dalam Holocaust.
Berbicara pada peringatan Holocaust Israel, Presiden Reuven Rivlin mengatakan bahwa Israel harus menghindari "persekutuan yang tidak suci" dengan kelompok seperti Le Pen sekaligus menyerukan "perang" melawan apa yang ia sebut sebagai "gelombang penyangkalan Holocaust yang berbahaya" di Eropa.
Awal bulan ini Le Pen membantah bahwa Prancis bertanggung jawab atas perannya dalam mendeportasi orang Yahudi Prancis ke kamp-kamp kematian Nazi Jerman
Tugas Le Pen semakin berat lantaran di komunitas muslim Perancis, Front Nasional memiliki citra buruk karena kerap mengkampanyekan isu soal ancaman terkait kelompok Islam.