Jakarta, CNN Indonesia -- Video
Facebook Live seorang ayah menggantung anaknya dari atap gedung kosong di Phuket, menggegerkan Thailand. Kini, polisi Thailand mencari cara tercepat mencabut konten mengerikan tersebut dari dunia maya.
Wuttisan Wongtalay, terlihat mengikat leher bayinya dengan tali, sebelum melemparkan putrinya itu dari atap gedung tak berpenghuni, di Phuket, Thailand.
Adegan bunuh diri Wuttisan memang tidak disiarkan secara langsung, namun mayatnya ditemukan di samping bayinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, video mengerikan tersebut sempat tersiar selama 24 jam, hingga diturunkan oleh pihak
Facebook pada Selasa (25/4) kemarin, sekitar pukul 5 sore.
Alasan itulah yang membuat polisi Thailand mencari berbagai cara guna mempercepat proses pencabutan konten provokatif di dunia maya, terutama media sosial.
Dua video Wuttisan, yang beredar selama 24 jam, sempat ditonton 370 ribu orang.
“Kita mendiskusikan batasan konten provokatif yang tidak sesuai di media sosial, baik itu Facebook atau YouTube atau Instagram, dan bagaimana cara mencabutnya dengan cepat, sebelum tersebar di masyarakat,” ujar wakil juru bicara kepolisian Thailand Kissana Phatanacharoen dalam konferensi pers, dikutip
Reuters.
Di sisi lain, Phathanacharoen mengatakan, pembunuhan yang disiarkan secara langsung melalui Facebook itu merupakan yang pertama di Negeri Gajah Putih.
“Bisa jadi hal itu dipengaruhi perilaku dari luar negeri, seperti yang terjadi di Cleveland,” kata dia.
Steve Stephens diketahui menembak mati Robert Godwin, seorang montir tua berusia 74 tahun pada malam Paskah, di Cleveland. Stephens kemudian menyiarkan langsung aksi pembunuhannya melalui
Facebook Live.