Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Thailand menyebut para tersangka penghinaan raja yang berada di Laos telah mengancam untuk membunuh Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Bulan lalu, Thailand menekan Laos agar segera mengekstradisi para buron yang terancam hukuman penjara 15 tahun itu.
Pemerintahan militer Thailand menyatakan ada enam warga negara tersebut yang melarikan diri ke Laos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenderal Thawip Netniyom, kepala Dewan Keamanan Nasional Thailand, mengatakan kepada wartawan bahwa para tersangka mengirimkan ancaman pembunuhan terhadap Prayuth dan Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan di Facebook, pekan lalu.
"Seiring dengan tekanan yang terus kita lakukan pada Laos, mereka bereaksi, mengatakan jika mereka punya kesempatan maka mereka akan menyakiti [Prayuth dan Prawit]," kata Thawip dikutip
Reuters, Senin (6/2).
"Ancaman pembunuhan terhadap orang penting bisa berujung pada tuntutan kriminal lain."
Sejak merebut kekuasaan lewat kudeta 2014 lalu, junta Thailand berlaku keras pada pihak yang melawan.
Pemerintah meningkatkan penuntutan atas penghinaan kerajaan menyusul kematian Raja Bhumibol Adulyadej, Oktober lalu.
Pekan kemarin, Prayuth, yang merupakan mantan pemimpin kudeta, mengatakan dirinya lebih peduli akan negara ketimbang dirinya sendiri.
Sementara Prawit mengatakan kepada wartawan dirinya tidak khawatir soal ancaman tersebut dan tidak membutuhkan pengawal.
Analis politik Thailand mengatakan penentang pemerintah yang ada di Laos itu tampak frustrasi dan tidak bisa apa-apa.
"Itu hanya omongan saja. Hanya itu yang bisa mereka lakukan," kata Kan Yuenyong, direktur eksekutif Siam Intelligence Unit kepada Reuters, merujuk pada ancaman itu.
Pemerintah Thailand telah meminta tujuh negara, termasuk Laos, untuk mengekstradisi total 19 tersangka penghinaan terhadap raja.
Thawip berencana untuk mengunjungi Laos untuk menindaklanjuti permintaan ekstradisi itu dan mengatakan dirinya sedang menunggu konfirmasi Laos soal renc ana tersebut.
Sementara Laos tidak berkomentar apa-apa secara publik terkait masalah ini.
(aal)