Jakarta, CNN Indonesia -- Jiranuch Trirat, 22, terus menangis, sembari memeluk foto Natalie, putrinya yang baru saja meninggal. Natalie, yang baru berusia 11 bulan, tewas dibunuh oleh ayahnya sendiri, Wuttisan Wongtalay. Pembunuhan Natalie bahkan disiarkan secara langsung melalui
Facebook Live.
Tak lama setelah menggantung putri semata wayangnya dari atap sebuah gedung kosong, Wuttisan ikut bunuh diri. Jenazah keduanya ditemukan berdampingan oleh polisi.
Sementara, video aksi pembunuhan Natalie sempat tersiar selama 24 jam dan disaksikan lebih dari 370 ribu orang, sebelum diturunkan oleh
Facebook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video pembunuhan Natalie oleh ayahnya sontak menggegerkan Thailand. Mereka mengecam perbuatan keji Wuttisan sekaligus mengkritik pemerintah yang dianggap tidak tanggap menangani kasus tersebut.
Jiranuch salah satunya. Dia menyaksikan kekasihnya, Wuttisan, saat menggantung putrinya di atap gedung kosong. Dia langsung melaporkan hal itu ke polisi.
“Saya sedang bersama kakak saya dan dia sedang aktif di
Facebook,” ujar Jiranuch, kepada
AFP.
“Dia tengah memantau
timeline ketika melihat video itu. Saya mencoba melihat lebih dekat dan melihat dia (Wuttisan) menjatuhkan bayi saya dari atap. Saya tidak bisa melihat lebih lanjut.”
Namun, pihak berwajib terlambat. Wuttisan dan Natalie sudah menjadi mayat saat mereka datang.
Pembunuhan yang terjadi Senin (24/4) itu langsung menggegerkan Thailand sekaligus menjadi perhatian dunia. Itu juga memicu perdebatan apakah penyedia layanan media sosial seperti
Facebook, YouTube, Twitter dan
Instagram harus membatasi konten provokatif dan bisa dengan segera mencabut konten sensitif yang mengandung kekerasan, bunuh diri dan pembunuhan.
Video mengerikan itu sempat tersiar selama 24 jam dan memicu protes dari warganet agar pemerintah dan pihak
Facebook bisa segera menghapus konten tersebut.
Jiranuch menyebut dia tidak menaruh dendam pada
Facebook.
“Saya tidak menyalahkan
Facebook, mereka bukan bagian dari masalahnya. Kita yang menentukan untuk mengunggah kebahagiaan atau kesedihan,” ujar dia.
Di sisi lain, penyebab Wuttisan melakukan perbuatannya masih menjadi misteri.
Jiranuch mengatakan mereka memang kerap bertengkar, seringkali tentang Sanook, anak laki-laki Jiranuch dari mantan suaminya.
“Dia [Wuttisan] sering menyiksa Sanook,” kata Jiranuch. Tapi, Jiranuch menyebut Wuttisan sangat menyayangi Natalie. Dia juga menyebut sudah memaafkan Wuttisan.
“Saya memaafkan dia karena terus mendendam tidak akan membawa putri saya kembali.”