100 Hari Trump dan Sekelumit Masalah Gedung Putih

CNN Indonesia
Minggu, 30 Apr 2017 01:03 WIB
Donald Trump menandai hari ke-100 di Gedung Putih pada Sabtu (29/4), menghadapi realitas kepresidenan yang terbebani berbagai masalah kepemimpinan.
Donald Trump menandai hari ke-100 di Gedung Putih pada Sabtu (29/4), menghadapi realitas kepresidenan yang terbebani berbagai masalah kepemimpinan. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Jakarta, CNN Indonesia -- Donald Trump menandai hari ke-100 di Gedung Putih pada Sabtu (29/4), menghadapi realitas kepresidenan yang terbebani oleh gangguan, kebingungan dan perjuangan untuk mengubah janji-janji kampanye menjadi pencapaian yang nyata.

Seperti dilansir dari AFP, hal itu tidak menghentikan presiden -yang telah menolak pentingnya tanda 100 hari- dari klaim menjalankan pemerintahan paling sukses dalam sejarah AS, sebuah pesan yang Trump harapkan untuk digunakan para pendukungnya dalam gaya kampanye pada Sabtu malam.

Di bawah sorotan tanpa henti sejak memukau dunia pada bulan November dengan kemenangan atas saingan dari Partai Demokrat Hillary Clinton, presiden ke-45 Amerika Serikat ini telah memperlihatkan upayanya untuk menggagalkan program pendahulunya, yaitu perawatan kesehatan, melalui Kongres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara pendanaan untuk tembok yang dijanjikannya di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko dilucuti dari anggaran federal untuk mencegah kebangkrutan pemerintah.

Adapun rencana perpajakannya, yang dengan tergesa-gesa diresmikan minggu ini dengan harapan bisa membakar 100 hari pertamanya dengan sebuah kisah sukses, telah dibuat menyeramkan menjadi semacam hadiah multi-miliar dolar kepada orang kaya yang akan menghasilkan lonjakan utang nasional.

Trump telah menandatangani lusinan perintah eksekutif, termasuk beberapa yang memutar peraturan era Obama mengenai industri atau larangan membeli pengeboran minyak dan gas, hal yang dilakukan oleh para anggota parlemen dan pemilih Republik secara luas.

Ilustrasi Donald Trump. (AFP PHOTO/MANDEL NGAN)
Namun pengadilan AS dua kali memblokir perintah Trump yang paling berprofil tinggi, salah satunya larangan sementara terhadap warga dari beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim memasuki Amerika Serikat.

Kendati demikian, Trump tetap memasang wajah berani.

"100 hari pertama pemerintahan saya hampir mencapai yang paling sukses dalam sejarah negara kami," kata miliarder real estate tersebut.

Di Bawah Tekanan

Trump akan memindahkan tekanan di kantornya untuk khalayak ramai, pada hari Sabtu di Harrisburg, Pennsylvania.

Di sisi lain, kendati pendukung utamanya masih mendukung sepenuh hati, Trump adalah pemimpin AS yang paling tidak populer di zaman modern pada level kepresidenan ini.

Anggota parlemen Demokrat dengan gembira menggambarkan tanda pembukaannya seperti kehancuran yang lamban, periode pelemahan stabilitas, kegagalan legislatif dan janji kampanye yang menurun drastis.

Itulah pesan yang dibawa oleh sebagian besar media pada hari Sabtu.

Sebuah editorial New York Times berjudul "100 Days of Noise from Donald Trump" mengungkap ketidaktahuannya akan kebijakan dan politik dan memperingatkan bahayanya terhadap institusi Amerika.

"Memerintah, sejauh ini, ternyata merupakan hal lebih dari yang bisa dikelola Tuan Trump," tulis surat kabar tersebut.

"Tekadnya untuk memanfaatkan kantornya untuk memperluas kerajaan komersialnya adalah satu-satunya tujuan Amerika, setelah 100 hari, yang dapat diyakini bahwa presiden ini akan tetap setia."

Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria)
Tapi beberapa pihak lain menyalahkan adanya jegalan dari Demokrat.

Fox News, yang menjadi favorit kalangan konservatif, memasang puncak situsnya dengan sebuah artikel yang memuji rekor Trump di bawah tajuk utama: "100 hari gangguan: Bagaimana Trump menulis ulang buku pelajaran presiden karena Demokrat mencoba untuk menggagalkan rencana."

Adapun Partai Republik mendukung di belakang penunjukan hakim konservatif Neil Gorsuch ke Mahkamah Agung.

Namun, tanda-tanda peringatan telah muncul, termasuk pengumuman Departemen Perdagangan hari Jumat bahwa pertumbuhan ekonomi AS turun ke tingkat terendah dalam tiga tahun pada kuartal pertama 2017.

Selain itu, Kongres dan FBI juga sedang melakukan penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan umum tahun lalu di AS, dan apakah ada kolusi dengan kampanye Trump.

Sementara, meningkatnya ketegangan global juga menyibukkan Gedung Putih. Amerika Serikat telah berjanji untuk meningkatkan sanksi guna memaksa Korea Utara dalam melanjutkan dialog mengenai program nuklirnya, karena Trump memperingatkan risiko "konflik besar" dengan Pyongyang.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER