Suu Kyi dan Paus Fransiskus Sepakat Jalin Hubungan Diplomatik

CNN Indonesia
Jumat, 05 Mei 2017 09:45 WIB
Penasihat Negara Aung San Suu Kyi sepakat membuka kedutaan Myanmar di Vatikan, sementara Paus Fransiskus berencana menunjuk paus untuk ditempatkan di Myanmar.
Penasihat Negara Aung San Suu Kyi sepakat membuka kedutaan Myanmar di Vatikan, sementara Paus Fransiskus berencana menunjuk paus untuk ditempatkan di Myanmar. (Foto: REUTERS/Tony Gentile)
Jakarta, CNN Indonesia -- Vatikan dan Myanmar menjalin hubungan diplomatik sepenuhnya seiring dengan upaya pemerintahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi memperbaiki citra di mata masyarakat internasional, menyusul isu kekerasan terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya yang mencuat sejak Oktober lalu.

Vatikan mengatakan, akan menunjuk seorang paus ke Yangon seiring dengan rencana Myanmar untuk membuka kedutaan di Vatikan.

Langkah ini ditetapkan bertepatan dengan kunjungan Suu Kyi ke Vatikan pada Kamis (4/5) dan bertemu dengan Paus Fransiskus dalam rangkaian tur kenegaraannya di Eropa selama beberapa hari terakhir ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lawatan Suu Kyi ke sejumlah negara Eropa ini berlangsung di saat Myanmar dibayang-bayangi dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan secara sistematis oleh aparat keamanan terhadap kaum Rohingya.

Kekerasan terhadap kaum Rohingya kembali mencuat sejak penyerangan pos pengamanan di tiga wilayah perbatasan Myanmar di Rakhine oleh sejumlah kelompok bersenjata, 9 Oktober lalu.

Alih-alih memburu para pelaku penyerangan, militer Myanmar diduga malah menyerang etnis Rohingya secara membabi-buta hingga menewaskan setidaknya 80 orang.

Ini merupakan insiden berdarah terparah sejak bentrokan antara umat Buddha dan etnis Rohingya pada 2012 lalu yang menewaskan setidaknya 200 orang.

Laporan PB pun telah membenarkan adanya dugaan pelanggaran di negara Asia Tenggara itu.

Tak sedikit komunitas internasional seperti negara Barat mengecam pelanggaran HAM tersebut dan mendesak Suu Kyi segera mengatasinya.
Lantaran sikap pasifnya, sejumlah pihak bahkan menganggap peraih Nobel Perdamaian itu telah gagal menegakkan HAM dan melindungi kaum minoritas di negaranya sendiri.

Paus menjadi salah satu tokoh agama yang juga mengkritik pemerintah Myanmar dan membela hak hidup dan beragama kaum Rohingya.

Dalam pidato mingguannya di Santo Petrus, sekitar awal Februari lalu, Paus "menyerang" rezim pemerintah Myanmar dengan mengatakan, kaum Rohingya disiksa dan dibunuh "hanya karena ingin hidup dengan budaya dan agama yang mereka yakini."

Dalam kunjungan singkatnya ke Vatikan, Suu Kyi bersama delegasi kecilnya menghabiskan sekitar 20 menit bertemu dengan pemimpin sekitar 1,3 miliar umat Katolik di dunia itu.

Diberitakan AFP, Jumat (5/5), Paus Fransiskus juga memberikan sebuah mendali perunggu kepada Suu Kyi.

Sebelum bertandang ke Vatikan, Suu Kyi telah mengunjungi Inggris, Italia, dan Belgia. Di Belgia, pemimpin de facto Myanmar itu bertemu dengan kepala diplomatik Uni Eropa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER