Tuding CIA Ingin Bunuh Kim Jong-un, Korut Ancam Balas Dendam

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mei 2017 12:09 WIB
Korut mengancam akan membalas dendam pada CIA atas percobaan pembunuhan yang diklaim dilakukan badan intelijen AS itu terhadap Kim Jong-un.
Korut mengancam Badan Pusat Intelijen AS (CIA), akan membalas dendam setelah menuduh badan titik sandi itu merencanakan pembunuhan Kim Jong-un. (Foto: Reuters/KCNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara mengancam akan meluncurkan serangkaian pembalasan terhadap Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) yang diduga telah merencanakan upaya pembunuhan pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un.

Melalui media corong pemerintah, KCNA, Korut menyatakan militernya akan memulai "serangkaian serangan anti-terorisme yang lebih kuat dan tanpa ampun untuk memberangus para teroris."

"Dalam misi pembalasan, Korut tengah mengambil langkah keadilan melawan terorisme," ucap kepala badan intelijen Korut Ri Byong Ho, Selasa (9/5).
Tudingan terhadap CIA ini muncul pada Jumat (5/5). Badan telik sandi Amerika itu dituduh bekerja sama dengan intelijen Korea Selatan untuk membunuh Jong-un menggunakan racun biokimia saat perayaan Hari Matahari, peringatan ulang tahun kakek Jong-un, Kim Il-sung, 15 April lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Pyongyang mengklaim upaya pembunuhan terhadap pemimpinnya itu berhasil digagalkan.

Kementerian Keamanan Korut menuding CIA menyuap tersangka berkebangsaan Korut sebesar US$40 ribu dolar untuk melakukan pembunuhan.

Ri mengatakan, sang tersangka merupakan "orang yang sangat penting."
"Ini bukan yang pertama kali. Telah ada lebih dari 80 percobaan serangan teroris [terhadap peimpin Korut] yang berhasil digagalkan," tutur Ri, seperti dikutip The Independent.

Namun, hingga kini Korut belum memaparkan bukti apapun yang menguatkan tuduhannya tersebut. CIA pun belum menanggapi klaim negara paling terisolasi ini.

Di saat yang bersamaan, Pyongyang kembali menahan seorang warga AS, Kim Hak Song, pada Sabtu (6/5) akhir pekan lalu. 

Hak Song merupakan seorang misionaris Kristen evangelis yang bekerja di Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pyongyang (PUST).
Dia ditahan atas dugaan melakukan "tindakan permusuhan" terhadap negara.

Hak Song merupakan warga AS keempat yang ditahan rezim Korut.

Penahanan ini terjadi di tenah ketegangan Washington dan Pyongyang memuncak terkait krisis nuklir Korut yang kian mengkhawatirkan di kawasan Semenanjung Korea.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER