Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara menuding Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) telah bersekongkol dengan Korea Selatan merencanakan pembunuhan Kim Jong-un, pemimpin tertinggi negara paling terisolasi itu.
"CIA dan lembaga intelijen Seoul (IS) telah membuat rencana jahat yang melibatkan 'zat biokimia' untuk membunuh Pemimpin Tertinggi dalam sebuah upacara perayaan publik di Pyongyang," ucap pernyataan Kementerian Keamanan Korut melalui media corong pemerintahnya, KCNA, Jumat (5/5).
"Kami akan menemukan dan dengan tanpa ampun akan menghancurkan CIA dan IS, teroris-teroris AS dan boneka Korsel. Upaya [pembunuhan] ini sama dengan deklarasi perang," kata kantor berita tersebut menambahkan.
Menurut kementerian itu, CIA bersama IS telah "secara ideologis bertindak korup dan berusaha menyuap warga Korut bernama belakang Kim untuk melakukan serangan terhadap Jong-un,"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Pyongyang mengaku, upaya pembunuhan terhadap pemimpin tertingginya itu berhasil digagalkan.
"Kejahatan keji, yang baru-baru ini ditemukan dan digagalkan Korut, merupakan tindakan terorisme tidak hanya pada Korut, tapi juga keadilan dan hati nurani umat manusia. Ini merupakan tindakan yang menghancurkan umat manusia di masa depan," seperti dikutip
AFP.
Kementerian itu mengatakan, pembunuhan menggunakan zat biokimia, termasuk zat radioaktif atau zat beracun nano memang metode terbaik bagi CIA untuk meluncurkan aksinya tersebut.
Sebab, penggunaan zat-zat itu tidak memerlukan akses langsung kepada target, di mana hasil mematikannya pun baru bisa terlihat setelah enam hingga 12 bulan.
Pyongyang melalui kantor beritanya itu tak menjelaskan lebih lanjut bagaimana dugaan pembunuhan berencana ini berhasil digagalkan.
Selama ini, Korut sangat mengontrol ketat dan memata-matai warganya sendiri. Bagi warga, membangkang atau membelot terhadap rezim dianggap hal paling sulit.
Tuduhan ini muncul di saat kawasan Semenanjung Korea kian memanas, menyusul ambisi nuklir dan program Pyongyang yang kian mengkhawatirkan.
[Gambas:Video CNN]Korut terus menjadi sorotan setelah pada awal tahun baru lalu, pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, memerintahkan penguatan program rudal balistik antarbenua (ICBM) negaranya.
Sepanjang tahun ini, Pyongyang tercatat sudah meluncurkan sejumlah uji coba rudal, dua di antaranya mencapai perairan di dekat wilayah Jepang.
Sejumlah spekulasi bahkan menyatakan, rezim Kim sedang bersiap melakukan uji coba nuklir keenam.
Dalam beberapa pekan terakhir, perang kata-kata antara negara Barat, khususnya Amerika Serikat dengan rezim Jong-un terus terjadi.
Tak hanya itu, pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson, kapal selam pembawa peluru kendali USS Michigan ke kawasan Semenanjung Korea, memungkinkan opsi militer dikerahkan jika Korut berkeras tak mau menghentikan provokasi dan program nuklirnya.