Jakarta, CNN Indonesia -- China dilaporkan meminta warganya yang tinggal di Korea Utara untuk segera angkat kaki, menyusul ketegangan yang semakin meningkat antara Pyongyang dan Washington.
Korea Times menyebut bahwa Kedutaan Besar China di Korea Utara mulai mengarahkan warganya untuk pulang karena dikhawatirkan provokasi militer Korut memicu respons keras dari AS.
Menurut
Radio Free Asia, Kedubes China sudah mengirimkan pesan pada warganya untuk mempersiapkan diri pergi dari Korea Utara, sejak bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pria berdarah Korea-China yang tinggal di Pyongyang mengklaim diminta tinggal di China ‘untuk sementara’. Dia pun memutuskan untuk meninggalkan Korut sebulan lebih awal dari jadwal yang direncanakan. Dia sudah tiba di China pada akhir April lalu.
“Kedutaan tidak pernah memberikan peringatan sebelumnya. Saya khawatir dan memutuskan pergi dari Korut lebih cepat,” kata pria yang tidak ingin disebutkan namanya itu, kepada
Radio Free Asia, dilansir
Independent.
Meskipun begitu, pria tersebut mengatakan kebanyakan warga China yang tinggal di Pyongnyang mengacuhkan peringatan itu.
Namun, di lain pihak, situs Kedutaan Besar China di Korea Utara, tidak menerbitkan peringatan terkait hal tersebut.
Adapun, Amerika Serikat terus mencoba menekan rezim Kim Jong-un. Selain meminta China terus menggunakan pengaruhnya terhadap Korut, AS juga mengirimkan kapal induknya ke Semenanjung Korea dan mengadakan latihan perang besar-besaran dengan Jepang dan Korea Selatan.
Sementara, Korut juga tidak tunduk begitu saja terhadap intimidasi AS. Negara terisolasi itu, beberapa hari lalu, mengancam akan menenggelamkan kapal selam AS yang sudah merapat ke Korea Selatan.
Ancaman itu diunggah di situs propaganda Korea Utara, Urminzokkiri, dan berbunyi: “Sedikit saja USS Michigan bergerak, kapal selam itu akan hancur menjadi hantu bawah laut dan tidak akan bisa kembali muncul di permukaan.”
Korut juga menyebut AS terus melakukan provokasi yang bisa memicu perang nuklir dan China menegaskan agar kedua negara ‘berhenti membuat kesal satu sama lain’.