Jakarta, CNN Indonesia -- Filipina tidak lagi akan menerima bantuan keuangan dari Uni Eropa, ujar Delegasi Uni Eropa untuk Manila, Kamis (18/5). Hal itu, terkait dengan Presiden Rodrigo Duterte yang kesal karena tindakan kerasnya dalam memerangi narkoba, kerap dikritik.
“Pemerintah Filipina telah menginformasikan pada kami bahwa mereka tidak akan lagi menerima bantuan keuangan dari Uni Eropa,” kata delegasi tersebut dalam pernyataan singkat, dilansir
AFP.Adapun, menurut Franz Jessen, Duta Besar Uni Eropa untuk Filipina, sebelumnya, negara kepulauan itu mendapat bantuan sebesar 250 juta euro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar dari pemerintah Filipina. Namun, Kementerian Keuangan dilaporkan akan memberi pernyataan, hari ini.
Duterte, 72, kerap kali mengkritisi parlemen Eropa karena mengecam perang narkoba di Filipina, yang menewaskan ribuan orang dan nyaris dikategorikan sebagai krisis kemanusiaan.
Tahun lalu, Duterte bahkan menggunakan bahasa vulgar untuk menunjukkan kekesalannya pada parlemen Eropa, sekaligus menunjukkan jari tengahnya.
Sementara, Pemerintah Jerman juga menyatakan keprihatinannya, setelah Duterte menyamakan perlakuannya terhadap pengedar dan pecandu narkoba seperti Holocaust yang dilakukan Pemimpin Nazi Adolf Hitler.
“Hitler membantai tiga juta Yahudi. Jika ada tiga juta pecandu narkoba [di Filipina], saya dengan senang hati melakukan hal yang sama,” kata dia.
Meskipun Duterte kemudian meminta maaf atas pernyataannya soal Nazi, dia menyebut punya ‘empati’ soal membunuh pecandu narkoba.
Di sisi lain, perang terhadap narkoba dan janji memerangi kejahatan adalah dua hal yang membuat Duterte menang mudah di pemilu tahun lalu.
Polisi melaporkan terjadi pembunuhan sekitar 2700 orang setelah Duterte menjabat sebagai presiden. Penyerang tidak dikenal disebut melakukan 1800 pembunuhan dan 5700 kasus pembunuhan lainnya, kini tengah dalam penyelidikan polisi.
Selain menolak bantuan Uni Eropa, Filipina juga menjauhkan diri dari Amerika Serikat. Sebaliknya, Duterte kini mendekatkan diri pada China, yang menunjukkan dukungan terhadap perang narkoba yang dia lakukan.
Di samping itu, Filipina juga menunjukkan kehangatan hubungan dengan Rusia. Duterte disebut akan berkunjung ke Moskow, pekan depan, untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.