Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, mengklaim telah menembakkan rudal balistik ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada Jumat (19/5), menjelang kedatangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke negara tersebut.
Melalui kantor berita mereka, Houthi mengumumkan bahwa mereka sudah melontarkan rudal Burkan-1 ke Riyadh tanpa menjabarkan lebih lanjut.
Tak lama kemudian, koalisi Saudi mengumumkan bahwa mereka baru saja menembak jatuh rudal di Provinsi Ar Rayn, di sebelah barat Riyadh. Kantor berita Saudi,
SPA, melansir bahwa tak ada korban dalam insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stasiun televisi milik pemerintah Saudi,
Al Arabiya TV, kemudian melaporkan bahwa koalisi negaranya membombardir satu tempat penyimpanan rudal Houthi di ibu kota Yaman, Sanaa.
Insiden ini terjadi menjelang kedatangan Trump ke Riyadh. Di bawah Trump, AS berencana menambah dukungan intelijen bagi koalisi Saudi di Yaman.
Sejak tahun lalu, Saudi mengerahkan pasukan udaranya untuk menggempur Houthi yang sudah mengudeta istana kepresidenan Yaman.
Para analis mengatakan, Houthi diduga kuat didukung oleh Iran. Menurut banyak pengamat, Saudi melancarkan serangan ini untuk membendung kekuatan Iran di kawasan.