Jakarta, CNN Indonesia --
Global Times, surat kabar di bawah naungan media pemerintah China,
People's Daily, memuji pembunuhan puluhan informan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) oleh negaranya, jika memang benar terjadi.
Kabar mengenai pembunuhan itu pertama kali terkuak dalam pemberitaan
New York Times pada Sabtu (20/5). Dalam berita tersebut, China dilaporkan membunuh belasan orang yang memberikan informasi kepada CIA antara tahun 2010 dan 2012.
"Jika artikel itu benar, kami ingin memuji upaya anti-spionase China. Bukan hanya jaringan mata-mata CIA yang dihancurkan, tapi Washington juga tak tahu apa yang terjadi bagian mana dari jaringan mata-matanya yang rusak," demikian kutipan pemberitaan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surat kabar itu bahkan mengatakan, pembunuhan itu merupakan bentuk kemenangan bagi China.
Global Times bahkan menulis, "Mungkin ini berarti, walau pun CIA berupaya membangun kembali jaringan mata-matanya di China, nasibnya akan sama."
Meskipun demikian,
Global Times menyatakan bahwa ada beberapa bagian dari pemberitaan New York Times yang tidak sesuai dengan fakta, salah satunya adalah mengenai pembunuhan seorang informan CIA di depan sebuah lapangan pemerintah.
"Untuk pemberitaan mengenai seorang informan ditembak di depan lapangan pemerintah benar-benar bohong, kemungkinan besar hanya merupakan imajinasi bergaya Amerika berdasarkan ideologi," tulis
Global Times.
Banyak media kesulitan mengonfirmasi kebenaran kabar ini. Pasalnya, Kementerian Keamanan Negara China tak memiliki nomor telepon untuk publik maupun situs resmi, tak seperti kementerian Beijing lainnya.
Sementara itu, laman
New York Times sendiri diblokir di China, layaknya kantor-kantor berita Barat lainnya. Namun, pemberitaan ini tetap ramai dibicarakan di Weibo, jejaring sosial China yang mirip
Twitter."Lawan keras pengkhianat dan mata-mata! Lindungi keamanan negara kita," tulis salah satu pengguna
Weibo.