Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok teroris ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di dekat gedung kedutaan besar Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan, pada Rabu (3/5).
Pihak berwenang mengatakan insiden itu mengincar konvoi pasukan misi Resolute Support NATO yang tengah melewati kawasan itu.
Melalui media propaganda, Amaq, organisasi pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu menyebut seorang anggotanya meledakkan bom di sebuah mobil saat melewati konvoi kendaraan militer pasukan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISIS mengklaim ulahnya tersebut berhasil menewaskan delapan tentara Amerika. Padahal, pejabat kesehatan di Kabul mengatakan, kedelapan orang itu merupakan warga sipil
Sementara itu, juru bicara Resolute Support NATO, Kapten Angkatan Laut AS Bill Salvin, mengatakan insiden itu hanya melukai tiga tentara AS dan sedikitnya 25 orang lainnya.
Ledakan Rabu pagi itu terjadi di waktu dan wilayah tersibuk di kabul.
Menurut aparat keamanan, ledakan tersebut turut menghancurkan sejumlah kendaraan sipil di sekitar tempat kejadian.
Sementara kendaraan lapis baja MRAP yang digunakan pasukan koalisi saat kejadian hanya mengalami kerusakan yang relatif kecil.
Saksi mata mengatakan, jejak-jejak darah beserta pakaian bisa terlihat di lokasi kejadian.
Diberitakan
Reuters, serangan ini terjadi menyusul ancaman kelompok Taliban mengincar pasukan asing dalam serangan musim semi yang telah diluncurkan mereka sejak pekan lalu.