Jakarta, CNN Indonesia -- Iran menuding Amerika Serikat menyebarkan "Iranophobia" kepada negara Islam dan Arab, menyusul pernyataan Presiden Donald Trump yang meminta dunia internasional untuk mengucilkan negara pemerintahan Presiden Hassan Rouhani itu dalam KTT Islam-AS di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5).
Teheran juga menuduh Washington telah menjual senjata pada "teroris berbahaya" di Timur Tengah dengan mendorong negara Arab untuk lebih banyak membeli senjata. Sebab di Riyadh, AS-Saudi juga menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai hampir US$110 miliar.
"Sekali lagi, dengan klaimnya yang berulang dan tidak berdasar tentang Iran, Presiden AS...mencoba mendorong negara-negara di kawasan untuk lebih banyak membeli senjata dengan menyebarkan Iranophobia," tutur juru bicara Menteri Luar Negeri Bahram Qassemi, Senin (22/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pidatonya, Trump mendesak para pemimpin negara Islam bersatu mengalahkan militan dan teroris. Konglomerat asal New York itu juga mengatakan Teheran telah lama memicu perpecahan konflik sektarian dan mendukung terorisme.
Menurut Trump, sampai rezim di Iran bersedia bekerjasama untuk perdamaian, seluruh negara harus bersama mengucilkan negara itu. “Dan berdoa untuk hari ketika orang-orang Iran memiliki pemerintahan adil dan benar yang sangat layak mereka dapatkan,” ujarnya.
Selama ini, Saudi dan Iran memang bersaing pengaruh di kawasan Timur Tengah. Kedua negara masing-masing mendukung kelompok politik atau bersenjata di Suriah, Libanon, Irak, dan Yaman.
Teheran membantah tuduhan Riyadh bahwa mereka mengirimkan bantuan keuangan dan militer ke sejumlah kelompok yang memusuhi Saudi.
Qassemi mengatakan, Gedung Putih "menghidupkan kembali gerakan teroris di kawasan dengan kebijakannya yang tidak bersahabat."
Dia juga menuturkan, AS dan sekutunya harus paham bahwa "Iran adalah negara demokratis, stabil, dan kuat" yang mempromosikan "perdamaian, persahabatan, dan menentang kekerasan serta ekstremisme."