Jakarta, CNN Indonesia -- Jika terkonfirmasi sebagai ulah teroris, insiden ledakan mematikan di Manchester Arena bisa jadi aksi teror terbesar yang mengguncang Inggris sejak serangan bom 2005 silam.
Ledakan yang terjadi di lokasi konser Ariana Grande ini menewaskan setidaknya 19 orang dan melukai 50 lainnya. Kepolisian setempat menyatakan peristiwa ini ditangani sebagai aksi terorisme, hingga ada fakta lain yang menunjukkan sebaliknya.
Sejumlah sumber di pemerintahan Amerika Serikat pun menyatakan ada tanda-tanda awal yang mengarah pada keterlibatan pelaku bom bunuh diri dalam peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, serangan pada 2005 lalu menewaskan 52 orang. Aksi teror itu dilakukan di rangkaian sistem transportasi London, melukai 700 orang lainnya.
Serangan itu dilakukan menggunakan bahan peledak peroksida organik buatan rumah yang dimasukkan ke dalam tas punggung. Dua pekan setelahnya, serangkaian aksi teror lain terjadi kembali, tapi tidak menelan korban.
Sebelumnya, aksi teror terbesar di Inggris adalah pengeboman Penerbangan Pan Am 103 di Lockerbie, Skotlandia.
Hingga saat ini, Kepolisian Manchester Raya masih bekerja di lokasi untuk menyelidiki peristiwa terbaru ini.
"Layanan darurat masih bekerja di lokasi insiden semalam di Manchester Arena dan terus meminta publik untuk menghindari area tersebut," kata polisi melalui akun Twitter.
Manchester Arena, venue dalam ruangan terbesar di Eropa, dibuka pada 1995 dan bisa menampung 21 ribu orang. Tempat ini adalah lokasi konser dan olah raga yang populer.
Inggris saat ini berada dalam tingkat kewaspadaan kedua teratas soal ancaman teror. Artinya, serangan militan dianggap kemungkinan besar terjadi di negara tersebut.