Jakarta, CNN Indonesia -- Suasana meriah konser pelantun pop asal Amerika Serikat, Ariana Grande, mendadak berubah mencekam, ketika ledakan besar mengguncang dan menewaskan setidaknya 19 penonton dan 50 orang lainnya.
Kepolisian Inggris menyatakan ledakan terjadi di serambi gedung konser sekitar 22.35 waktu setempat. Banyak saksi mata menuturkan kepanikan menenggelamkan seluruh penonton konser saat inisden terjadi.
"Saya dan saudara perempuan saya bersama para penonton lainnya sedang menyaksikan Ariana Grande di dalam gedung konser dan keluar sekitar pukul 22.40, tiba-tiba ledakan bom sangat besar terdengar dan membuat semua orang di dalam gedung panik mencoba melarikan diri dari arena," tutur Majid Khan, 22, salah satu saksi mata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya dengan satu ledakan besar, seluruh orang yang berasal dari sumber ledakan tiba-tiba berlari ke arah kami. Seluruh orang di tempat kejadian berlarian sambil berteriak mencari jalan keluar," kata Khan menambahkan.
Sementara itu, sekelompok pemuda asal Sheffield melihat setidaknya lima orang berlumuran darah dan beberapa lain digiring oleh petugas keamanan.
"Konser baru saja usai dan Ariana Grande baru saja pergi ke balik panggung sehingga lampu telah menyala saat ledakan terjadi. Asap memenuhi lokasi dan kami melihat setidaknya lima orang berlumuran darah setelahnya," ucap salah satu pemuda.
Elena Semino dari Lanchaster bersama suaminya tengah menunggu sang putri di bagian penjualan tiket saat ledakan terjadi. Akibat insiden itu, Semino mengalami luka di leher dan kakinya.
"Beruntung, saya dan suami tengah berdiri di bagian penjualan tiket ketika bom meledak. Saya tidak bisa menggambarkannya. Sesaat panas menyengat ke arah kami dan tiba-tiba tubuh bergeletakan di mana-mana," kata Semino.
Diberitakan
The Guardian, hingga kini, belasan korban tewas masih menunggu identifikasi. Tak sedikit orang yang masih kehilangan keluarga dan temannya sejak insiden terjadi.
Salah satunya gadis asal Filipina berusia 17 tahun yang tengah mencari ibunya. Dia terakhir kali melihat ibunya di tengah kekacauan pascaledakan.
[Gambas:Video CNN]Kepolisian Inggris menangani peristiwa Senin malam ini sebagai "insiden teroris". Perdana Menteri Theresa May mengecam serangan tersebut dan segera menggelar pertemuan darurat membahas insiden itu.
Pejabat penegak hukum asal AS yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada
CNN bahwa seorang pria di lokasi kejadian telah diidentifikasi sebagai terduga pelaku bom bunuh diri.
Meski begitu, aparat berwenang belum menjelaskan secara detail penyelidikan awal mereka terkait terduga pelaku serangan.
Menanggapi insiden ini, Ariana Grande menyatakan dirinya baik-baik saja. Pelantun lagu Dangerous Woman itu merasa hancur saat mendengar insiden yang menerpa konsernya dan memakan belasan jiwa fansnya.
"Hancur. Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku minta maaf. Aku tidak bisa berkata-kata," ucap Ariana melalui akun Twitternya.
Manchester Arena merupakan venue dalam ruangan terbesar di Eropa, dibuka pada 1995.
Sekitar 21 ribu orang dilaporkan berada di arena tersebut saat konser digelar, yang kebanyakan merupakan anak-anak dan remaja.