Jakarta, CNN Indonesia -- Pendukung ISIS dilaporkan memuji insiden ledakan diduga bom bunuh diri di konser Ariana Grande pada Senin (22/5) di Manchester Arena, Inggris, melalui media sosial mereka.
Akun Twitter yang diyakini berafiliasi dengan ISIS berkicau soal perayaan atas insiden Senin malam itu. Beberapa pesan menggambarkan serangan tersebut sebagai aksi balas dendam atas serangan Barat di Irak dan Suriah.
Sejumlah pendukung ISIS lainnya bahkan mendorong serangan serupa untuk diluncurkan di tempat lainnya.
"Tampaknya bom pasukan udara Inggris yang menyerang anak-anak di Mosul dan Raqqa baru saja berbalik ke #Manchester," ucap salah satu pengguna Twitter bernama Abdul Haqq yang merujuk pada operasi militer koalisi Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat termasuk Inggris di Suriah dan Irak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, salah satu pendukung ISIS juga mengunggah pesan berisikan ajakan untuk melakukan serangan
lone wolf--serangan teror yang dilakukan sendirian--di negara Barat. Bahkan, dia juga berbagi video ISIS yang berisikan ancaman terhadap Negeri Paman Sam dan Eropa.
Salah satu pengguna bahkan berharap serangan di Manchester itu didalangi oleh ISIS. Meskipun begitu, kelompok teroris pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu belum secara formal mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa yang menelan sedikitnya 19 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka tersebut.
"Kami berharap pelaku serangan adalah salah satu anggota dari khilafah ISIS," tulisnya melalui jejaring pesan Telegram, seperti dikutip
Reuters, Selasa (23/5).
Sementara yang lainnya memasang spanduk bertuliskan, "Serangan [teror] ini berawal di Brussels dan Paris. Di London kami membentuk sebuah negara," mengacu pada serangan teror sebelumnya yang telah diklaim oleh ISIS.
Kepolisian Inggris menangani peristiwa Senin malam ini sebagai "insiden teroris". Perdana Menteri Theresa May mengecam serangan tersebut dan segera menggelar pertemuan darurat membahas insiden itu.
[Gambas:Video CNN]Pejabat penegak hukum asal AS yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, seorang pria di lokasi kejadian telah diidentifikasi sebagai terduga pelaku bom bunuh diri.
Meski begitu, aparat berwenang belum menjelaskan secara detail penyelidikan awal mereka terkait terduga pelaku serangan.
Jika peristiwa tersebut benar dikonfirmasi sebagai aksi teroris, ini akan menjadi serangan militan paling mematikan di Inggris sejak bom bunuh diri mengguncang sistem transportasi di London pada Juli 2005 silam yang menewaskan sekitar 52 orang.