Bentrok Meningkat, 2000 Warga Sipil Terjebak di Marawi

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2017 14:53 WIB
Setidaknya 2000 warga sipil terperangkap di antara baku tembak antara militan Maute yang berbaiat pada ISIS dan pasukan keamanan Filipina, di Marawi.
Ribuan warga sipil terjebak di Marawi, sementara bentrokan antara pasukan keamanan dan militan ISIS terus meningkat. (REUTERS/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasukan keamanan Filipina terus melancarkan baku tembak dengan pejuang ISIS di Marawi. Intensitas bentrokan yang terus meningkat itu membuat sekitar 2000 warga sipil terperangkap.

Presiden Rodrigo Duterte memberlakukan darurat militer di sepertiga bagian selatan Filipina, sesaat setelah pertempuran meletus. Namun, gempuran keras selama sepekan terakhir itu belum bisa mengakhiri krisis di Marawi dan otoritas setempat menyatakan kekhawatiran akan nasib warga sipil yang terjebak di tengah pertempuran.

“Mereka mengirimkan pesan dan menelepon meminta bantuan,” kata Zia Alonto Adiong, juru bicara Komite Managemen Krisis Provinsi Lanao del Sur, dimana Marawi berlokasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adiong menyebut kantornya mendata setidaknya ada 2000 orang yang terjebak di area yang dikuasai militan.


“Mereka tidak bisa pergi karena mereka takut masuk ke pos pemeriksaan yang dikuasai militan bersenjata,” tambah Adiong, dikutip AFP.

Pejabat setempat menyebut militan telah menewaskan setidaknya 19 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Sementara korban dari pihak militer berjumlah 17 orang dan pejuang ISIS yang tewas hingga saat ini berjumlah 61 orang.

Pada Minggu (28/5), delapan jenazah ditemukan di bawah jembatan di pinggiran Marawi. Myrna Bandung, mengatakan dia berada di rumah dengan delapan orang tersebut saat mereka dibunuh.

“Mereka tidak membunuh saya karena saya bisa mengucapkan doa-doa Islam. Tapi yang lainnya tidak beruntung,” kata Bandung, yang beragama Katolik.

Kebanyakan penduduk Marawi sudah menyelamatkan diri ke kota tetangga.  


Namun, bagi mereka yang masih terjebak, pihak militer menyebut pada Senin (29/5) suasana akan semakin mencekam karena mereka berencana menggempur para militan dengan bom.

Mengenai jaminan keselamatan warga sipil, juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla menyebut serangan udara akan dilakukan dengan presisi dan menargetkan kantong persembunyian pejuang ISIS.

Bentrokan di Marawi dipicu razia militer yang bertujuan menangkap pentolan Abu Sayyaf dan penghubung ISIS, Isnilon Hapilon. Amerika Serikat memasukkan Hapilon dalam daftar teroris berbahaya dunia dan menawarkan hadiah sebesar US$5 juta bagi mereka yang bisa menangkapnya.

Di sisi lain, militan mengibarkan bendera ISIS di Marawi pada Sabtu dan menyandera seorang pendeta serta 14 warga sipil dari sebuah gereja yang kemudian mereka bakar.

Para militan tersebut merupakan anggota kelompok pemberontak Maute yang sudah berbaiat pada ISIS. Diperkirakan kelompok tersebut beranggotakan 260 pejuang bersenjata dengan simpatisan asing diantaranya berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER